Salah satu perusahaan pelat merah yang terbilang berjaya dalam menggarap pasar global adalah PT Telekomunikasi Indonesia Internasional atau Telin. Sebagai perusahaan berbasis Teknologi Informasi (TI), Telin memiliki misi utama mengembangkan bisnis internasional yang merupakan kepanjangan Telkom Indonesia.
Menurut Faizal R. Djoemadi, Presiden Direktur Telin, ada alasan di balik misi ekspansi tersebut. Misalnya, melayani pelanggan di Indonesia khususnya Telkom Group (Telkom, Telkomsel) maupun pelanggan operator lain untuk mendapatkan layanan yang lebih baik, khususnya layanan global. Contohnya, layanan internet.
“Bagaimana mendapatkan layanan internet yang lebih baik, maka kita harus memiliki infrastruktur yang membentang dari Eropa Barat sampai di California, Amerika Serikat. Tentu ini tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangannya adalah soal lisensi di beberapa negara. Tantangan selanjutnya adalah mengelola dan menjaga kabel optik tersebut,” ujar Faizal kepada Marketeers TV.
Kabel Telin melintasi lebih dari 43 negara dengan panjang 215.000 kilometer kabel. Kapasitas Internetnya cukup besar sebesar 2,3 tera. Infrastrukturnya yang diklaim cukup lengkap berada di Indocina, Arab, Amerika Serikat, dan Australia.
Misi tersebut tidak lebas dari visi besar, yakni sebagai perusahaan yang mampu menyediakan layanan yang mendukung TIMES atau Telecommunication, Information, Media, Edutaintment & Services.
Selain itu, sebagai misi yang kedua, Telin membawa kapabilitas global atau konten-konten internet lebih dekat dengan pelanggan di Indonesia di mana pun mereka berada. Sebab itu, Telin menyediakan content delivery network (CDN) di berbagai titik agar masyarakat konsumen Indonesia lebih mudah dan murah dalam mengakses internet.
Sementara itu, Widjadjanto Budi selaku Vice President Product Management Telin menambahkan, Telin memiliki portofolio produk yang beragam. Produk pertama, Voice atau bahasa populernya sambung telepon internasional.
“Saat ini, Telin memiliki 100 partner di dunia untuk mengembangkan telepon internasional tersebut. Volumenya bisa mencapai 11 juta menit per hari atau 5,5 juta panggilan telepon yang dikelola Telin setiap harinya. Telin sudah masuk ke dalam global voice hub,” ujar Budi pada Jakarta Marketing Week 2017 Mei lalu.
Produk selanjutnya, antara lain Data Connectivity, Internet, dan Content yang dilengkapi dengan data center. Lalu, memiliki servis messaging secara mobile melalui produk Mobility. Budi menambahkan, Telin juga memiliki produk Solution dan Services. Sedikitnya, Telin memiliki ritel Mobility Services sejumlah empat unit yang tersebar di Macau, Hong Kong, Taiwan, dan Timor Leste.
Sementara itu, servis lain yang dimiliki Telin adalah Content Delivery Network (CDN). Telin berpartner dengan enam CDN di dunia. “Di sini, kami menaruh server di 50 negara. CDN membantu orang mengakses konten internet dengan lebih mudah dan cepat, termasuk video, website, dan sebagainya,” kata Budi.
Sebagai wujud pencapaiannya, pada akhir tahun lalu, Telin berhasil membangun Eropa South East Asia-Middle East-Western Europe 5 (SEA-ME-WE 5), membangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang terbentang dari South East Asia- US (SEA-US). Berkolaborasi dengan induk perusahaannya, Telkom, Telin membangun Indonesia Global Gateway (IGG) yang mengkoneksikan kota-kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bali, Madura, Makassar, Dumai, Tarakan, Manado, Balikpapan, Batam dengan Singapura.
Perkuat Jejaring
Asal tahu saja, Telin juga menjangkau masyarakat konsumen indonesia yang sedang berada di luar negeri atau yang populer disebut dengan diaspora. Misalnya, diaspora di Malaysia, Taiwan, Maccau, Arab Saudi, maupun di Hong Kong.
Sampai saat ini, Telin sudah memiliki sepuluh footprint, sebutan untuk keberadaan perusahaan Telin dan layanannya di berbagai negara. Faizal menyebut Singapura, Malaysia, Hong Kong, Maccau, Taiwan, Timor Leste, dan Myanmar. Di luar Asia, Telin memiliki tiga perusahaan yang berada di Australia, Amerika Serikat, dan Arab Saudi. Telin mengundang BUMN maupun swasta yang ingin melebarkan sayapnya di pasar global – khususnya di tiga negara tersebut – bisa memanfaatkan layanannya.
“Ke depan, Telin akan membangun infrastruktur, tidak hanya kabel laut dari Eropa Barat ke California, tapi kami juga akan membangun data center di berbagai negara di mana konten-konten internet itu berada. Saat ini, kami memiliki tiga data center di Singapura,” kata Faizal.
Faizal menambahkan, data center Telin yang berada di Singapura sudah multi-tier (tier 3 dan tier 4). Ia mengklaim, data centernya merupakan data center terbaik di Singapura dan lebih baik dari SingTel – pemain utama telekomunikasi di Negeri Jiran tersebut.
Selain data center, sambung Faizal, Telin juga akan membangun titik-titik kehadiran (point of presence) atau dikenal dengan POP. Saat ini, Telin memiliki 32 POP dan sampai akhir tahun nanti, Telin menargetkan jumlahnya bertambah menjadi 59 POP di seluruh dunia.
Secanggih-canggihnya teknologi, manusia tetap memegang peranan kunci. Telin memiliki 485 talent di seluruh dunia dan merupakan pegawai tetap. Dari jumlah tersebut, ada lebih dari 11 kewarganegaraan. “Jadi, kami benar-benar perusahaan global dengan karyawan global,” katanya.
Apa kekuatan bersaing di pasar global yang dimiliki Telin? Menurut Faizal, kekuatan kompetitif Telin adalah Telin sebagai interfacing, baik ke Indonesia maupun dari Indonesia ke luar negeri. Bagi siapa saja yang ingin bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia, sambung Faizal, Telin bisa menjadi fasilitatornya.
“In return, Telin juga mengembangkan dan membawa kapabilitas seluruh perusahaan digital atau TIK ke luar negeri dan mampu mendongkrak pertumbuhan terus-menerus,” pungkas Faizal.