Oleh Sri Widowati,
Country Director Facebook Indonesia
Daripada menunggu konsumen untuk mencari produk, bagaimana jika produk Anda yang menemukan konsumen?
Coba pikirkan hal ini: seorang pelari maraton dapat dijadikan target iklan Nike – meskipun dia tidak sedang mencari sepatu lari baru – hanya dengan menggunakan data seperti kunjungan ke situs atau pendaftaran maraton?
Seandainya orang ini memutuskan untuk mengikuti New York City Marathon, dan memesan penerbangan beserta hotel di Brooklyn, tak lama setelah tiba di Brooklyn, dia akan menerima sebuah iklan tentang Gourmet Fit, sebuah restoran makanan sehat yang berjarak 100 meter dari hotelnya.
Ya, pemasar digital yang hanya fokus pada iklan pencarian hanya akan menjangkau pelari ketika ia mulai mencari informasi tentang penerbangan, hotel atau ‘restoran terdekat’. Sedangkan bisnis yang terhubung dengan calon pelanggan jauh sebelum mereka mencari produk yang diinginkannya akan menjadi yang terdepan dalam persaingan bisnis. Ini adalah tentang bagaimana menemukan ‘konsumen yang tak terduga sebelumnya’, bahkan ketika mereka tidak mencari produk dan layanan Anda sebelumnya.
Buatlah keinginan itu
Bisnis yang sukses tahu keinginan konsumennya. Adopsi mobile oleh konsumen memungkinkan semuanya terjadi. Klik terakhir hanya menunjukkan hal terakhir yang dibeli dalam perputaran belanja si konsumen. Namun, ada potensi lain yang bisa digunakan untuk menjangkau mereka dan membuat mereka ingin membeli bisa terjadi lebih cepat.
Sistem iklan Facebook memiliki kemampuan untuk menemukan beberapa sinyal intensi atau keinginan, yang akan memberi tahu brand mengenai apa yang diminati oleh pembeli, dan apa yang mereka sukai secara spesifik, sehingga mengarahkan ke iklan yang lebih relevan. Level kecanggihan ini mempermudah brand untuk mempromosikan seluruh isi katalog mereka secara otomatis kepada orang yang tertarik dengan produk mereka, entah website, aplikasi mobile sehingga mendorong konsumen untuk mendatangi toko pemilik merek.
Dengan lebih dari satu miliar impresi iklan, Facebook dapat menangkap lebih banyak sinyal keinginan. Sehingga, brand dapat memprediksi apa yang ingin dibeli seseorang jauh sebelum mereka melakukan pembelian.
Beberapa pengiklan dunia, seperti Ford, Cathay Pacific, Michael Kors dan Adidas telah menggunakannya. Tujuannya untuk memahami audiens mereka, menampilkan produk ke konsumen, menarik perhatian dan pada akhirnya mendorong penjualan, online dan offline.
Tokopedia, salah satu platform e-commerce peer-to-peer terbesar di Indonesia menggunakan iklan dinamis untuk menampilkan iklan yang dipersonalisasi sebagai bagian dari kampanye di aplikasi mobile-nya. Rekomendasi ini dibuat berdasarkan sinyal intensi atau apa yang diinginkan konsumen yang pernah mengunjungi laman mereka. Hasilnya dari kampanye itu membuat aplikasi Tokopedia tumbuh sangat pesat.
Namun, ada beberapa tantangan dalam pelaksanaan kampanye ini. Mengatur katalog iklan dinamis agar menyertakan semua SKU tentunya akan memakan waktu cukup lama. Implementasi pixel, yang memungkinkan pelacakan konversi, pengoptimalan dan pemasaran ulang, juga memerlukan keterampilan teknis.
Untuk menanggulangi semua ini, pengiklan dan agensi bisa bekerja sama dengan tim pemasaran Facebook dalam mengimplementasi dan mengawasi prosesnya.
Namun, pengaturan di awal ini akan membuahkan hasil yang sepadan. Ini adalah peluang terbaik Anda untuk menemukan pelanggan yang tak terduga sebelumnya serta sumber pertumbuhan baru.