Tobatenun, merek fesyen lokal turut berkontribusi dalam mendorong optimalisasi pertumbuhan industri kreatif Indonesia, yaitu melalui sustainable fashion. Salah satu kuncinya dengan penggunaan pewarna alami dalam proses produksinya.
Baru-baru ini, merek tersebut melalui Rumah Pewarnaan Alam Jabu Borna menghadirkan koleksi resort wear dengan teknik pencelupan dan pewarnaan alam yang diberi nama ‘Terbit’. Koleksi ini menghasilkan warna-warna yang terinspirasi dari keindahan warna langit pada pagi hari, dengan desain kasual dan ringan yang cocok digunakan di daerah tropis.
Warna-warna di koleksi ‘Terbit’ telah melalui proses pengembangan dengan menggunakan pewarna alami. Menjadi koleksi resort wear pertama dari Tobatenun, koleksi ini menciptakan harmoni warna biru, putih, dan krem yang menawan.
Melalui perpaduan warna-warna alam ini, Tobatenun mengembangkan serta menyalurkan kreativiras para mitra pewarna alam yang tergabung di Rumah Pewarnaan Alam Jabu Borna.
BACA JUGA: Apa itu Circular Fashion? Solusi untuk Kurangi Limbah Tekstil
Selain itu, koleksi ‘Terbit’ menggunakan berbagai macam teknik, yaitu teknik pencelupan dan pewarnaan alam yang dipadukan dengan kain potongan-potongan kain tenun batak. Ini merupakan komitmen Tobatenun untuk memaksimalkan keseluruhan kain demi terwujudnya sustainability dalam produksi produk mode.
Kerri na Basaria, Founder & CEO Tobatenun menyampaikan merek ini terus berkomitmen untuk mempertahankan budaya, khususnya kain tenun Batak dengan pendekatan yang berkelanjutan. Melalui Rumah Pewarnaan Alam Jabu Borna, yaitu program merek tersebut dalam pengembangan komunitas yang fokus untuk riset terkait pewarnaan alam dan proses produksi yang memperhatikan lingkungan.
“Bersama Rumah Pewarnaan Alam Jabu Borna, kami akan terus konsisten dalam melakukan riset dan pengembangan terkait pewarnaan alami yang nantinya dapat digunakan untuk keseluruhan koleksi Tobatenun. Koleksi ‘Terbit’ merupakan keberlanjutan aktivitas riset dan pengembangan desain. Disamping itu, kami juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui ajakan untuk membeli pakaian yang ramah lingkungan,” ujar Kerri.
Jabu Borna sendiri adalah sebuah rumah pewarnaan alam yang dibangun dan didukung oleh Tobatenun. Ini merupakan wujud yang komitmen Tobatenun dalam mempertahankan sinergi dan ekosistem bisnisnya, mulai dari hulu hingga hilir, termasuk dalam upaya pengembangan komunitas.
BACA JUGA: Sustainable Fashion: Tetap Fashionable dengan Model Berkelanjutan
Jabu Borna, yang berasal dari kata Jabu yang artinya Rumah dan Borna yang artinya Warna. Kerri mengungkap saat Tobatenun memulai tahap penelitian awal bersama komunitas lokal, merek ini menemukan fakta bahwa penggunaan pewarnaan alami mulai ditinggalkan oleh penenun.
Sementara itu, seni pewarnaan alami merupakan bagian dari proses menghasilkan selembar kain tenun.
“Melalui program pendampingan dan edukasi, Jabu Borna membuka peluang bagi mitra dan masyarakat sekitar untuk lebih memahami tentang proses pewarnaan alami,” kata Kerri.
Pada peluncuran koleksi ‘Terbit’ ini, Tobatenun turut memamerkan karya-karya tenun kreasi yang bertajuk ‘Pancarona’. Ini merupakan kolaborasi antara merek dan mitra partonun yang merupakan praktisi seni dalam rumah komunitas Jabu Bonang.
Tobatenun meyakini, budaya harus terus berkembang dan berevolusi agar tetap lestari. Oleh karena itu, mengangkat kreativitas penenun menjadi salah satu upaya merek ini dalam mengembangkan dan mempertahankan seni tradisi bertenun.
Melalui upaya ini, diharapkan Tenun Batak dapat semakin bersaing dengan lebih baik di pasaran, memperoleh apresiasi yang lebih luas, dan terus berkembang dengan gemilang.
Editor: Ranto Rajagukguk