Tren digitalisasi yang terjadi setidaknya sejak sepuluh tahun lalu mendorong peluang terbentuknya berbagai solusi bisnis yang semakin modern, termasuk di kalangan warung makan. Peluang ini telah dilirik oleh Wahyoo sejak Agustus 2017. Saat itu, Peter Shearer, Daniel Cahyadi, dan Michael Dihardja sebagai tim pendiri melirik potensi digitalisasi terhadap warung makan konvensional sebagai peluang bisnis baru di tengah kemajuan teknologi.
Hal ini terbukti dengan kesuksesan Wahyoo yang berhasil menciptakan ladang bisnis sembari memajukan bisnis warung makan melalui teknologi yang dihadirkan.
Setelah tiga tahun berjalan, Wahyoo kini mendapatkan pendanaan Seri A senilai US$ 5 juta (Rp 73,2 miliar). Pendanaan ini dipimpin oleh Intudo Ventures dengan partisipasi dari Kinesys Group, Amatil X (Coca-Cola Amatil), Arkblu Capital, Indogen Capital, Selera Kapital, Gratyo Universal Indonesia, dan Isenta Hioe.
“Dengan pendanaan baru ini, kami berencana untuk memperluas operasi ke kota-kota di luar wilayah Jabodetabek dan memperbesar kapasitas unit teknologi dan produk. Fitur dan layanan baru juga akan dikembangkan,” kata Peter Shearer, CEO Wahyoo.
Kini, Wahyoo sudah memiliki 13.500 mitra warung makan yang tersebar di Jabodetabek. Dalam pengembangan bisnisnya, Wahyoo memiliki beberapa program digitalisasi warung yang diklaim dapat mengoptimalisasi operasional warung makan. Di antaranya layanan digital untuk pelanggan, digital marketing, mengenalkan program loyalitas kepada pemilik warung, pengelolaan supply chain secara digital, mengelola arus keuangan, hingga pelatihan dan pendidikan bisnis digital melalui Akademi Wahyoo.
Lebih lanjut, Peter juga mengatakan bahwa pendanaan ini akan digunakan untuk memperkuat sistem rantai pasokan dan produk keuangan di aplikasi Wahyoo.
“Kami menargetkan pengusaha warung makan dapat meningkatkan margin dan mendapatkan akses ke layanan keuangan,” tutup Peter.
Editor: Sigit Kurniawan