Ternyata Ini Kunci Daya Saing Kerajinan Perak Indonesia

marketeers article

Memiliki budaya yang beragam dan sejarah panjang menjadikan Indonesia kaya akan kerajinan, tak terkecuali kerajinan perak. Sektor ini memiliki keunggulan dibandingkan kerajinan lain yang terletak pada proses produksi. Ketika sektor lain berlomba mengadopsi perkembangan teknologi, sektor ini masih mengandalkan keahlian tangan yang justru menjadi nilai tambah bagi produk tersebut.

Sektor ini dikatakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memiliki daya saing di pasar internasional. Pasalnya, produk buatan tangan justru membuat sektor ini memiliki nilai tambah tinggi.

“Selain keunggulan desain dan kualitas produk, sektor ini juga memiliki nilai tambah tinggi dari bahan baku sampai barang jadi yang bisa mencapai lebih dari 50%,” ungkap Airlangga di Yogyakarta, Kamis (29/03/2018).

Kelompok industri kerajinan perak yang masih lestari hingga saat ini pun dikatakan Airlangga perlu untuk dilestarikan, terutama sektor skala Industri Kecil dan Menengah (IKM). “Konsep One Village, One Product” akan segera diterapkan untuk memperkuat sektor kerajinan perak di daerah tersebut.

“Kotagede merupakan salah satu klaster atau kelompok industri yang harus terus diperhatikan karena sudah lama berdiri dan masih lestari. Bahkan, kompetensi para pengrajinnya akan semakin meningkat karena mereka berkumpul. Pada akhirnya, ini akan menjaga keberlangsungan produktivitas sektor tersebut,” tutur Airlangga.

Industri kerajinan sendiri merupakan salah satu sektor yang tengah diprioritaskan pemerintah. Alasannya jelas, sektor ini diyakini berdaya saing global, memiliki orientasi ekspor, bernilai tambah tinggi, menyerap banyak tenaga kerja, dan memiliki ketersediaan bahan baku yang cukup.

Kemenperin mencatat, ada lebih dari 696 ribu unit usaha kerajinan di dalam negeri. Tenaga kerja yang terserap dalam sektor ini mencalai 1,32 juta orang. Untuk nilai ekspor per November 2017, produk kerajinan berada di angka US$ 776 juta. Jumlah ini naik 3,8% dibandig 2016 sekitar US$ 747 juta.

Pada akhirnya, Airlangga menuturkan kekuatan sektor kerajinan tangan perak harus dilestarikan. Pasalnya, banyak poin yang sebenarnya tidak bisa dilakukan dengan digital untuk kreasi kerajinan ini. “Jika dibuat digital, perempuan juga pasti tidak mau pakai,” terang Airlangga.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related