Building Partnerships & Connecting Ecosystems, Ternyata Ini Pentingnya
Membangun sebuah kemitraan dan relasi yang baik dapat membuat sebuah ekosistem pemasaran menjadi kian bonafide. Meski begitu, banyak aspek yang harus diperhatikan. Aspek-aspek ini yang menjadi bahasan hangat The 8th ASEAN Marketing Summit sebagai rangkaian acara The 17th MarkPlus Conference 2023.
Dalam sesi bertajuk Building Partnerships & Connecting Ecosystems para pembicara, seperti Gunawan Susanto, Country General Manager Amazon Web Service (AWS) Indonesia, Monica Singh Managing Director Splendid Co. Co.,Ltd, Aldinal Rachman, Scrum Master & Project Champion BP Indonesia, serta Bayu Hanantasena, Chief Business Officer PT Indosat Tbk membagikan pandangan dan contoh dari perusahaan masing-masing.
Gunawan Susanto, Country General Manager AWS Indonesia menjelaskan, AWS adalah perusahaan Cloud terbesar yang melayani berbagai perusahaan sejak tahun 2014, salah satunya Traveloka.
BACA JUGA: The 17th MarkPlus Conference 2023 Resmi Dibuka, Junjung Kontribusi Pemasar
Di dalam bisnisnya, kehadiran AWS di Indonesia untuk menjadi inti dari teknologi Indonesia hingga mengelola tantangan rantai pasokan. Perusahaan melihat, tidak sedikit pelaku bisnis di Indonesia yang ingin server namun terkendala dengan banyak hal. Banyak juga perusahaan yang tidak memiliki anggaran yang cukup di APEX .
“Situasi ekonomi tidak pasti, itulah keindahan Cloud saat ini. Cloud mampu membuka kapabilitas dan mendorong inovasi pada saat yang sama. Rencana dan fokus kami ke depan adalah untuk terus memperluas kemitraan kami secara lokal untuk mengedukasi lebih banyak orang dan menyediakan akses teknologi untuk semua. Tidak hanya ke unicorn, decacorn, tapi juga ke UKM,” ujar Gunawan, Rabu (7/12/2022).
BACA JUGA: MarkPlus QuickSurvey: Mayoritas Gen Z Incar Berkarier di BUMN
Sementara itu, Monica Singh Managing Director Splendid Co. Co.,Ltd, mengatakan dalam Building Partnerships & Connecting Ecosystems bisa dilakukan salah satunya dengan menghubungkan women health care environment dari business-to-business (B2B) ke business-to-consumer (B2C).
Kemudian, penting bagi merek untuk membangun ekosistem gaya hidup untuk masuk dan mengerti kebutuhan konsumen. Pasalnya, kecenderungan konsumen rela membayar lebih demi lifestyle yang lebih baik, dan menjadi referensi grup dari komunitas mereka.
“Selain itu, perusahaan juga bisa membangun ekosistem dengan menghubungkan titik-titik, misalnya dengan mendidik kemampuan mahasiswa untuk mencoba mengerjakan proyek bisnis. Tujuannya untuk menjadi wadah bagi semua pemangku kepentingan yang bekerja dalam integrasi yang berbeda, serta menciptakan komunitas untuk agar semakin luas terjangkau,” tutup Monica.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz