Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki melihat keberadaan koperasi, terlebih untuk ekonomi nasional masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya terkait kepengurusan yang tidak berganti-ganti sehingga belum sesuai dengan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi yang merupakan identitas koperasi.
Dia menilai koperasi yang disebut sebagai sokoguru ekonomi nasional ini masih sebatas cita-cita karena pada praktiknya koperasi belum menjadi kekuatan ekonomi nasional.
“Saat ini, koperasi di Indonesia masih didominasi sektor usaha jasa keuangan dan asuransi, sedangkan sektor produksi, seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan hanya berkontribusi sekitar 7%,” kata Teten dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (20/9/2022).
Tantangan lain dalam pengembangan koperasi ialah lemahnya sumber daya manusia, tata kelola koperasi yang belum menerapkan Good Cooperative Governance, serta ekosistem bisnis yang belum efektif. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada 2020, penduduk Indonesia yang terdaftar menjadi anggota koperasi hanya sekitar 8% dari total penduduk Indonesia.
Terdapat 127.000 unit koperasi di Indonesia dengan total aset sekitar Rp 250 triliun. Angka tersebut merupakan nilai yang cukup rendah jika dibandingkan dengan korporasi-korporasi besar.
Dia mengakui koperasi memiliki keunggulan, yaitu daya tahan cukup kuat. Ketika terjadi krisis moneter pada 1998, koperasi merupakan salah satu unit usaha yang mampu bertahan.
Asas kekeluargaan yang dimilikinya membuat para anggota lebih memercayakan asetnya disimpan di koperasi daripada bank. Sementara itu, Dekan FEB UI Teguh Dartanto mengatakan koperasi bisa menjadi solusi dari ketimpangan sosial melalui skema pembiayaan partisipasi dari anggotanya.
“Seharusnya koperasi menjadi alat untuk bersama-sama saling berkolaborasi demi kemajuan bersama. FEB UI terus berkomitmen untuk membuat Mata Kuliah Koperasi menjadi mata kuliah yang kekinian, relevan, dan merupakan solusi atas permasalahan bangsa Indonesia,” ujar Teguh.
Koperasi di Indonesia masih memiliki berbagai tantangan untuk pengembangannya. Salah satunya ialah rendahnya produktivitas dan nilai tambah koperasi di Indonesia.