The Body Shop: Integrasi Brand Purpose dan Values dalam Storytelling
Di era ini, penting bagi merek untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggannya. Untuk bisa membangun hubungan yang kuat, merek harus mampu berkomunikasi dan terhubung dengan pelanggannya.
Hal ini bisa dilakukan melalui penyampaian cerita dan pesan yang konsisten (brand storytelling). Salah satu langkah untuk membangun storytelling yang efektif adalah melalui penentuan brand purpose dan values.
Pendekatan brand storytelling yang mengintegrasikan brand purpose dan values bukan sekadar menciptakan hubungan emosional dengan konsumen. Melalui pendekatan ini, merek dapat menciptakan loyalitas konsumen dengan lebih mendalam.
Salah satu merek yang mengedepankan purpose dan values dalam setiap cerita dan pesan yang mereka sampaikan adalah The Body Shop. Merek ini dikenal sebagai merek kosmetik yang selalu memperjuangkan hak asasi manusia, keberlanjutan, dan keadilan.
BACA JUGA: Brand, Purposeful atau Purposeless?
Gesit Pambudi, PR & Values Manager The Body Shop Indonesia menyampaikan bahwa di balik setiap produknya, brand purpose merek tersebut, yakni to fight for a fairer, more beautiful world selalu disematkan. Berdasarkan penuturannya, tujuan ini bukanlah sekadar slogan melainkan alasan utama merek ini berdiri.
“Dame Anita Roddick, pendiri kami, melahirkan merek ini untuk berjuang demi hal-hal yang baik dan indah. Sampai sekarang, brand purpose ini masih menjadi semangat dan DNA kami dalam melakukan segala hal, termasuk produk yang kami ciptakan, kampanye yang kami laksanakan, dan komunitas yang kami dukung,“ ujar Gesit.
Dalam menerapkan pendekatan brand storytelling, merek ini berhasil membedakan dirinya dari kompetitor lainnya di industri yang sama. Merek tersebut mengadopsi beberapa strategi.
Pertama, The Body Shop menekankan misi sosial dan etika, seperti kampanye anti percobaan pada hewan, perdagangan yang adil, dan isu hak asasi manusia.
BACA JUGA: Perkuat Brand Value, Kahf Bantu Renovasi Masjid Berkonsep Smart Mosque
“Kami tidak hanya menawarkan produk, tetapi juga ideologi. Kisah pendiri kami yang karismatik, yang dikenal sebagai seorang aktivis dengan pandangan maju mengenai bisnis, menjadi fondasi dari cerita yang kami sampaikan,” kata Gesit.
Kedua, The Body Shop berkomitmen dalam menyampaikan informasi mengenai bahan yang digunakan, asal-usulnya, serta dampaknya terhadap lingkungan. Melalui strategi ini, The Body Shop berusaha untuk membangun kepercayaan konsumen.
Ketiga, merek ini membangun komunitas melalui program loyalitas pelanggan.
“Konsumen kami bukan hanya penerima informasi. Mereka juga diundang untuk berpartisipasi dalam berbagai kampanye sosial dan lingkungan yang kami gelar,” ujar Gesit.
Keempat, meskipun The Body Shop menonjolkan etika dan sustainability, mereka tetap mementingkan kualitas produk. Dengan demikian, The Body Shop menunjukkan bahwa etika dan kualitas dapat sejalan.
Kelima, The Body Shop rutin menggelar kampanye yang menyoroti isu-isu global, seperti hak perempuan atau perlindungan lingkungan, yang bukan hanya meningkatkan kesadaran tapi juga memperkuat citra merek.
Editor: Ranto Rajagukguk