Bicara program Corporate Social Responsibility (CSR), perusahaan tidak bisa hanya mengeluarkan
bantuan, digembar-gemborkan, lalu membiarkannya begitu saja. CSR sejatinya adalah tanggung jawab
sosial dari perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Jadi tak cukup hanya sebatas memberikan bantuan.
Pada edisi Mei 2016, Majalah Marketeers pernah membahas tuntas mengenai bentuk CSR yang ideal.
Corporate Social Responsibility sebaiknya dilakukan secara terintegrasi dengan bisnis perusahaan.
Sehingga, CSR tidak lagi menjadi beban melainkan sudah tercermin dalam aktivitas perusahaan sehari-
sehari. Kuncinya adalah keseimbangan antara dampak sosial dan keuntungan bagi bisnis model
perusahaan.
Dalam melakukan CSR, perusahaan haruslah memikirkan secara matang. Alangkah baiknya jika CSR bisa memberikan dampak sosial atau sosial impact. Dampak ini bisa diberikan kepada ketiga pemangku
kepentingan (stakeholder), yaitu profit, planet, people. Sehingga, bantuan yang diberikan akan kembali
ke para stakeholder, entah perusahaan sendiri, tempat di mana kita tinggal, hingga masyarakat lainnya,
apa pun bentuknya, berapa pun nilainya, meski memakan waktu yang cukup lama.
Hal tersebut diperhatikan betul oleh Tokio Marine Life Insurance Indonesia (TMLII) dalam menggelar
program CSR-nya yang bertajuk “#kitaSIAP Berkarya dan Berdaya Bagi Generasi Penerus Bangsa”.
Program CSR ini mengajak partisipasi dari para karyawan TMLII untuk mengajarkan anak-anak dari
Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI) berbagai macam keterampilan. Mulai dari membuat karya
kerajinan tangan, bernyanyi, mewarnai, dan sebagainya.
Selanjutnya, karya mereka akan dipasarkan oleh TMLII sebagai cinderamata, dan seluruh hasil penjualan diserahkan sepenuhnya kembali. Melalui penjualan itu, TMLII ingin menyampaikan pesan bahwa anak penderita kanker itu tetap memiliki semangat hidup. Program ini pun mendapatkan apresiasi dari Marketeers Editor’s Choice Award 2018 dan menyabet title The Breakthrough CSR Program of the Year.
Di sini, TMLII ingin mengajak konsumen untuk memiliki gaya hidup sehat. Apalagi, tingkat inflasi biaya kesehatan di Indonesia tumbuh melebihi inflasi ekonomi, yakni mencapai 12% per tahunnya.
“Program CSR ini mengacu pada filosofi perusahaan, yakni To Be a Good Company. Di sini, kami juga
mendukung tren gaya hidup sehat yang tengah meningkat,” ujar Chief Marketing Officer PT Tokio
Marine Life Insurance Indonesia Sudyawi Sahlan.
Sebagai perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan, tentu upaya ini akan mendukung bisnisnya.
Perusahaan asuransi harus menjalankan bisnis dengan cara mengajak masyakarat melakukan
perencanaan keuangan yang baik. Mulai dari azas berjaga-jaga hingga menggunakan produk asuransi
dalam mengantisipasi biaya kesehatan konsumen. Di sisi lain, perusahaan perlu mendukung dan
menjaga gaya hidup sehat dari nasabahnya agar klaim tidak diperlukan. “Setiap tahunnya, concern kami memang di dunia kesehatan dan ini sejalan dengan industri yang kami jalani. Program ini sudah kami jalankan selama dua tahun bersama YKAI. Ke depannya, kami akan tetap menjalankan program ini, tapi mungkin dengan yayasan kanker lainnya,” tutup pria yang akrab disapa Awi ini.