The Jungle Book: Reimajinasi Megah Sebuah Karya Klasik

marketeers article

Kisah Jungle Book adalah sebuah karya klasik. Tidak heran kisah buah tangan penulis asal Inggris Rudyard Kipling ini melegenda dengan banyaknya adaptasi mulai dari animasi sampai live action. Sebut saja Disney yang cukup sukses mengadaptasi The Jungle Book menjadi sebuah film pada 1994 lalu. Di era digital tahun 2016 ini, Disney kembali menampilkan kisah anak bernama Mowgli yang dibesarkan oleh hewan-hewan di hutan tentunya dengan sentuhan serba digital.

Pilihan digital karena tampak agak cukup usang untuk sebuah kisah di hutan menggunakan hewan-hewan asli. Disney sudah puas melakukannya pada 1994 silam. Tentu dengan teknologi digital juga mereka bisa mengeksplorasi lebih dunia khayalan Kipling di dunia modern yang demand-nya serba tinggi ini. Maka hewan-hewan hutan seperti harimau, macan, ular, beruang, sampai orang utan pun dibuat dalam bentuk digital untuk memuaskan penonton. Berhasilkah?

Kisahnya yaitu ketika seorang bocah terdampar di pedalaman hutan karena sang ayah diterkam oleh harimau ganas bernama Shere Khan (disuarakan oleh Idris Elba). Si anak ditemukan oleh seekor macan Bagheera (Ben Kingsley) dan diberi nama Mowgli. Di hutan itu, ia juga ikut dibesarkan dalam sebuah kawanan serigala dan diadopsi anak oleh serigala betina Raksha (Lupita Nyong'o).

Kehadiran Mowgli dalam keluarga hutan itu ternyata diketahui oleh Shere Khan. Sang harimau ingin sang anak mati karena menganggap manusia hanyalah sumber malapetaka dan kebakaran akibat api yang selama ini mereka bawa masuk ke hutan. Baik Bagheera dan Raksha tidak mau menyerahkan begitu saja dan mencoba menggiring Mowgli ke luar hutan agar aman dari kejaran Shere Khan. Di tengah petualangan itu Mowgli ditolong juga oleh beruang madu Baloo (Bill Murray).

Visual Memuaskan

Jika Disney dikatakan berhasil membawa dunia hewan hutan berbentuk digital, jawabannya adalah ya. Alasannya sangat jelas, apa yang pernah dilakukan sutradara Ang Lee lewat harimau rekaan digital memukau lewat film Life of Pi diulang lagi di The Jungle Book oleh sutradara pembesut Iron Man Jon Favreau. Dan kali ini semua hewan yang disebutkan di atas ditampilkan dengan sangat luar biasa mendekati seperti aslinya.

Tidak hanya hewan, Favreau dan Disney juga mereka ulang hutan belantara dengan sentuhan teknologi sehingga setting The Jungle Book menjadi jauh lebih megah. Sekilas tampak berlebihan, tapi hasil rekaan di sini ternyata dihadirkan sangat natural dan alamiah namun sedap dipandang mata. Jika sisi visual sudah memuaskan, Favreau tidak lupa memoles kisah yang sebenarnya sederhana ini apik dan bisa dikonsumsi segmen muda maupun dewasa.

Deretan cast pengisi suara juga menjadi sektor penting karena memberi nyawa pada hewan-hewan liar ini. Terutama Idris Elba yang suara beratnya menjadikan Shere Khan berwibawa serta menakutkan. Makhluk rekaan digital tidak menjadi alasan Shere Khan kehilangan jiwanya, yang justru semakin mantap karena kehadiran Elba. Jangan lupakan juga suara Bill Murray yang sukses membawa Baloo menjadi beruang raksasa agak penakut tapi bisa membuat suasana tegang menjadi renyah.

Seperti yang tampak sudah mendarah daging di Hollywood, kesuksesan The Jungle Book membuat Disney ketagihan membuat lanjutannya. Jon Favreau konon akan diajak kembali membesut sekuel yang seharusnya tampil lebih dahsyat. Dan masih banyak sebenarnya kisah dari Kipling ini yang bisa dieksplorasi sebagai sebuah kelanjutan kisah. Tapi sebelum jauh memikirkan sekuel, tidak ada salahnya menikmati The Jungle Book sebagai sebuah film untuk mengobati mereka yang dikecewakan oleh Batman v Superman: Dawn of Justice.

Related

award
SPSAwArDS