Tren kosmetik Korea terus berlanjut dan nampaknya semakin semarak. Satu lagi pemain yang siap bersaing di pasar kecantikan yang terinspirasi dari Negeri Gingseng itu adalah The Saem, perusahaan kosmetik asal Korea Selatan yang berdiri sejak tahun 2010.
Masuk ke pasar Indonesia pada tahun 2015, The Saem saat ini telah memiliki 16 gerai fisik yang tersebar di beberapa kota besar Indonesia. Hingga akhir tahun ini, merek yang menyasar perempuan usia 15 hingga 40 tahun itu akan menambah empat gerai lagi, sehingga totalnya menjadi 20 gerai.
Adalah PT Agung Jaya Retailindo, perusahaan yang menjadi distributor resmi dari The Saem di Indonesia. Iswandy Lim yang menjabat sebagai Direktur di perusahaan tersebut mengatakan, selama tiga tahun beroperasi, revenue perusahaan meningkat tajam hingga 200%.
“Ini tak lain dan tak bukan karena demand produk Korea sedang berada di peak tertinggi di Indonesia. Semua orang saat ini tertuju pada Kecantikan Korea,” ujar Iswandy saat ditemui Marketeers di Lotte Shopping Avenue, Jakarta beberapa hari lalu.
Iswandy menerangkan, menjual produk Korea saat ini mudah-mudah susah. Sebab, pemain baru yang membawa branding serta positioning Korea mulai banyak. Bahkan, di antara mereka bukan lah produk asli Korea. “Persaingan memang sengit. Akan tetapi, diferensiasi adalah kunci utama dalam merebut persaingan,” papar dia.
Ia mengatakan, diferensiasi utama The Saem dibanding produk Korea lain adalah bahan-bahan alami yang digunakan pada setiap produknya. Bahkan, ia mengklaim bahwa bahan natural yang digunakan dalam The Saem jauh lebih banyak dibandingkan dengan produk asal Korea lain.
Dia mencontohkan, produk larisnya yaitu Jeju fresh aloe vera yang menggunakan 99% lidah buaya. Sementara produk dari merek lain untuk kategori yang sama hanya menggunakan 92% lidah buaya, sedangkan sisanya mencampurkan alkohol.
Selain itu, The Saem menjadi satu-satunya produk Korea yang dijual di Indonesia yang mengantongi sertifikasi Global Eco. Ini menandakan bahwa produk tersebut telah terbukti melakukan praktik peduli lingkungan, khususnya dari kemasan yang digunakan.
“Jadi, tidak hanya produknya yang alami, tetapi juga kemasannya berbahan aman, mudah diurai, serta tidak menjadi limbah yang membahayakan lingkungan,” papar dia.
Pria ini juga menekankan bahwa konsumen tanah air sudah mulai aware terhadap produk-produk alami yang memberikan dampak lingkungan lebih baik. Karenanya, strategi yang diterapkan perusahaan berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan karena konsumen selalu memiliki reason to buy dibandingkan dengan produk tanpa usaha memperbaiki lingkungan.
“Kami yakin The Saem akan menjadi top of mind produk Korea yang aman dan ramah lingkungan di Indonesia,” tegas Iswandy.
Editor: Sigit Kurniawan