Saat ini konten merupakan salah satu kunci dalam merebut hati dari beragam generasi. Semisal, konten yang relevan dan mengena dengan kebutuhan pembaca maka akan memiliki hits yang banyak. Namun, permasalahannya adalah bagaimana menciptakan konten yang mengena sekaligus viral.
Ketika hal ini ditanyakan kepada para pemilik media, tidak ada satu pun yang tahu bagaimana cara membuat konten tersebut. Tapi, satu hal yang terpenting adalah memahami keresahan dari masing-masing pembaca.
Pembaca Gen X, Y, dan Z tentunya berbeda kebutuhannya. Bahkan sesama generasi pun apa yang diinginkan dan diperlukan juga berbeda. Brilio, misalnya, membuat konten berdasarkan dari tahapan hidup masing-masing pembaca.
CEO & Co-Founder Brilio Joe Wadakethalakal menegaskan bahwa ia tidak pernah membagi pembacanya ke dalam demografis Gen X, Y, dan Z. Alih-alih melakukan itu, Brilio justru membaginya dalam tiap fase kehidupan. Anak SMA, masuk kuliah, semester akhir, first jobber, dan lain-lain.
“Tidak ada rahasia atau resep dalam menulis untuk anak muda. Caranya cuman satu, pekerjakan para penulis muda karena mereka memahami itu semua,” tegas Joe.
Ia membeberkan Brilio saat ini memiliki para penulis yang berada dalam fase kehidupan yang berbeda-beda. Rata-rata semuanya masih berada dalam usia yang muda.
“Para penulis kami ada di fase kehidupan tersebut. Jadi, mereka itu memiliki inspirasi terkait dengan apa yang menjadi keresahan dari anak seumuran mereka,” tambahnya.
Editor: Sigit Kurniawan