Bagaimana kondisi kulit selama membatasi aktivitas di luar? Apakah baik-baik saja atau malah bermasalah. Sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan, banyak perempuan mengeluhkan kondisi kulit yang justru memburuk. Padahal, paparan polusi dan sinar matahari berkurang.
Nyatanya, selama di rumah saja, masalah kulit semakin banyak. Ada yang mengeluhkan semakin kering. Tidak sedikit juga yang mengeluhkan kalau kulitnya jadi kusam.
Kesehatan kulit dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya gen, kondisi lingkungan, hingga nutrisi. Di masa seperti sekarang di mana kesehatan tubuh menjadi perhatian utama, kesehatan kulit juga tidak boleh diabaikan.Selain menjaga penampilan, kulit yang sehat juga menandakan kondisi tubuh yang sehat dan optimal.
Vitamin E menjadi salah satu gizi mikro yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan kulit. Banyak penelitian di dunia yang membuktikan bahwa Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan pelindung sel-sel kulit dari radikal bebas. Dengan asupan Vitamin E yang cukup, kulit akan terlihat cerah, lembab, dan halus.
Sesuai dengan sifatnya sebagai anti oksidan, Vitamin E juga bisa mencegah proses oksidasi oleh radikal bebas sepersi sinar ultraviolet, polusi, debu, hingga udara pendingin ruangan (AC). Itulah mengapa vitamin ini banyak digunakan sebagai klaim produk-produk kesehatan dan kecantikan kulit.
Dijelaskan oleh dr. Michael Reo, Medical Manager PT Darya-Varia Laboratoria Tbk., Vitamin E juga berfungsi menjaga stabilitas dan integritas membran sel-sel kulit. Juga melindungi komponen sel kulit dari toksisitas berbagai macam obat, logam berat, dan zat kimia yang bisa membentuk radikal bebas.
“Vitamin El memiliki efek photoprotective yang bisa meminimalisir kerusakan akibat sinar UV seperti mencegah terbentuknya bintik hitam. Efek ini juga yang membuat Vitamin E menjadi salah satu vitamin pencegah penuaan pada kulit,” jelasnya.
Selain itu, sejumlah penelitian juga membuktikan bahwa Vitamin E bisa membantu untuk menjaga imunitas. dr. Michael menjelaskan ada tiga tahap Vitamin E dalam melindungi tubuh. Pertama, dengan menjaga keutuhan struktur kulit untuk mencegah masuknya mikroorganisme seperti virus dan bakteri ke dalam tubuh. Kedua, mengaktifkan sistem antibodi dan sel pembuluh darah alami. Ketiga, Vitamin E mencegah kerusakan sel imuntas dari radikal bebas sehingga antibodi lebih kuat.
Ada banyak cara untuk mendapatkan Vitamin E, tapi yang utama adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung Vitamin E alami. Contohnya minyak sayur, sayuran hijau seperti bayam, sereal, juga kacang-kacangan. Selain itu, tambahan asupan Vitamin E juga dianjurkan didunia medis.
“Biasanya, suplemen Vitamin E alami berasal dari ekstrak biji gandung dan ekstrak biji bunga matahari. Vitamin E alami dua kali lebih baik diserap oleh tubuh dibandingkan dengan Vitamin E sintetis. Untuk konsumsinya lebih efektif dalam bentuk kapsul lunak,” tambah dr. Michael.
Konsumsinya pun diatur. Menurut atur BPOM No. 11 tahun 2020, untuk konsumen berumur di bawah 25 tahun yang memiliki masalah kulit dianjurkan untuk mengonsumsi Vitamin E dengan dosis 100 IU (International Units) per hari. Sementara untuk konsumen di atas 25 tahun, dianjurkan mengonsumsi dengan dosis 300 IU per hari. “Dosis maksimal konsumsi hingga 400 IU yang ditetapkan oleh BPOM,” tutup dr. Michael.
Bisa dibilang, Vitamin E menjagi asupan esensial terutama di masa pandemi seperti sekarang. Tidak hanya Vitamin E, perlu diperhatikan juga keseimbangan nutrisi lain baik gizi makro dan mikro sehingga tubuh sehat dan ketahanannya kuat.
Editor: Ramadhan Triwijanarko