Tidak Liquid Jadi Tantangan Investasi Properti Indonesia

marketeers article
Person Hand Working On Property Value Concept On Notepad At Wooden Desk

Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami banyak perubahan dan pertumbuhan. Selain sektor teknologi, yang terus tumbuh adalah sektor properti. Meski terus berkembang, investor properti di Indonesia masih harus menghadapi tantangan. Tiga hal yang sangat krusial adalah modal, spekulatif, dan tidak liquid yang artinya belum tentu ada pembeli ketika properti ingin dijual.

Bagi masyarakat Indonesia, lokasi menjadi salah satu variabel utama untuk menentukan pembelian properti. Faktor berikutnya adalah harga properti tersebut. Hal-hal tersebut bisa sangat memengaruhi hasil yang diterima investor nantinya.

“Pada saat investor membeli properti, tentu saja harapannya akan terjual dengan cepat ketika suatu hari ingin dilepas kembali ke pasar.Namun jika pasar sedang tidak bagus, tentunya akan lama atau belum tentu terjual, dan apabilan ingin disewakan belum tentu ada penyewanya. Apabila terjual atau tesewapun belum tentu imbal hasil yg didapatkan sesuai dengan harapan,” ujar Angela Oetama, Direktur Utama dan co-founder Gradana.

Gradana sendiri merupakan platform penyedia jasa keuangan berbasis teknologi (fintech) khusus pembiayaan properti. Dan, perusahaan ini menawarkan model investasi berbeda, Opsi-opsi yang diambil bisa melalui pendanaan untuk peminjaman sewa, renovasi, hingga pembelian properti.

Harapannya, ketika investor masuk, mereka tidak perlu berspekulasi lagi. Karena, pembeli atau penyewa dari properti sudah pasti ada. Gradana menawarkan investasi terjangkau yang memungkinkan banyak orang berpartisipasi sebagai investor.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS