Menurut Biro Pusat Statistik, industri makanan dan minuman (mamin) memiliki kontribusi besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Data BPS di tahun 2014 menunjukkan bahwa industri ini memberikan kontribusi PDB sebesar 29,77% di antara industri non migas lainnya. Industri Mamin merupakan salah satu industri padat karya karena mempunyai efek multiplier tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja langsung menurut BPS di tahun 2013 sebanyak 4.267.275 pekerja.Selain tenaga kerja yang langsung bekerja dalam industri mamin, industri mamin juga menciptakan tenaga kerja tidak langsung dalam rantai distribusinya termasuk industri bahan baku (pemasok), distributor, biro iklan dan pemasaran serta rantai pedagang. Sehingga, bisa dikatakan serapan industri mamin pada tenaga kerja lebih besar lagi.
Namun demikian saat ini Industri mamin menghadapi kendala serius, antara lain masalah jaminan pasokan bahan baku garam dan gula rafinasi. Padahal keduanya merupakan bagian dari bahan baku utama bagi industri mamin. Selain masalah pasokan, ada dua hal penting lainnya yang menjadi tantangan industri ini, yakni kepastian hukum dan regulasi.
“GAPMMI masih optimistis perekonomian Indonesia dapat didorong apabila pemerintah dapat menjamin tiga hal, yaitu kelancaran pasokan bahan baku bagi industri, adanya kepastian hukum yang konsisten, serta regulasi yang mendukung efisiensi dan bukan sebaliknya,” kata Ketua Umum GAPMMI, Adhi Lukman dalam siaran persnya.
Jika pasokan bahan baku tidak terjamin maka sulit bagi industri untuk menjalankan usahanya secara efisien dan kompetitif. Sehingga, pada akhirnya bukan hanya produsen yang dirugikan, tetapi juga konsumen dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Tentunya hal ini juga membuat produk Indonesia menjadi tidak kompetitif.
Selain itu GAPMMI juga meminta pemerintah untuk memperhatikan masalah kepastian hukum. Kepastian hukum merupakan kunci bagi investasi dan industri membutuhkan iklm investasi yang kondusif. Hal-hal seperti pencabutan Undang-Undang Sumber Daya Air misalnya menimbulkan ketidakpastian dan berdampak secara langsung pada kelangsungan berusaha di Indonesia.
GAPMMI dan para CEO industri Mamin bersama Pemerintah sepakat untuk selalu bekerjasama dan berkomunikasi secara intensif dalam rangka menjaga stabilitas perekonomian agar menuju nilai pertumbuhan industri yang semakin positif dan sehingga tercipta suasana kepastian berusaha. Dengan dukungan Pemerintah, GAPMMI siap memasuki pasar bebas, terutama MEA.
“Dalam kondisi perekonomian yang ‘challenging’ ini, perlu ada kerjasama yang kuat antara pelaku industri dan pemerintah, sehingga roda ekonomi dapat berjalan baik,”pungkasnya.