Pada era yang makin tidak pasti, merek perlu menyusun strategi yang lebih terperinci untuk bertahan dan tetap kompetitif di tengah ketidakpastian. Jacky Mussry, CEO MarkPlus Institute mengatakan merek perlu menerapkan tiga strategi agar tetap kompetitif.
Tiga hal tersebut adalah manajemen produk, manajemen customer, dan manajemen merek. Manajemen produk berarti merek perlu memahami produknya lebih dalam, dan tahu segmen pasar mana yang cocok untuk produk ini.
“Agar tetap kompetitif, suatu merek tidak bisa menjual semua barang untuk semua segmen. We sell everything to everyone, end up nothing. Kita harus lebih presisi, kalau tidak ya kita hanya buang-buang waktu,” kata Jacky dalam acara pembukaan Alam Sutera Property Expo 2024 di Alam Sutera, Tangerang, Jumat (30/8/2024).
BACA JUGA: Jacky Mussry: Waspada Fenomena Marketing Blind Spot
Untuk aspek manajemen customer, merek perlu memahami konsumennya lebih dalam. Artinya, merek harus tahu apa yang menjadi anxiety dan desire dari konsumennya ketika ingin melakukan pembelian.
Lalu manajemen merek, yang artinya merek harus paham karakter mereknya untuk membidik segmen yang sesuai.
“Kita harus tahu karakter dari merek kita dan kita harus tahu mengkomunikasikan merek kita ke segmen yang mana,” ujarnya.
BACA JUGA: Telkom Regional 2 Raih Penghargaan MarkPlus: Indonesia Marketing Festival 2024
Jacky menambahkan, tiga hal ini diyakini bisa membantu merek dalam menghasilkan penjualan. Dia menuturkan, setiap prinsip pemasaran berujung kepada bagaimana perusahaan dapat menghasilkan sales.
“Pada akhirnya kita harus menghitung return dari investasi pemasaran yang kita lakukan. Kita tidak bisa selling at any cost,” tuturnya.
Di satu sisi, ia juga menekankan agar bisnis jangan sampau terjebak dalam fenomena marketing blind spot. Istilah ini menyoroti kondisi ketika perusahaan merasa sudah melakukan segala seusatu dengan baik dan benar, namun tidak menyadari ada beberapa hal yang mereka tinggalkan atau kurang dioptimalkan.
Ia mengungkapkan, fenomena inilah yang seringkali menyebabkan perusahaan akhirnya kehilangan kemampuan dalam bersaing. Sebagai contoh, perusahaan dalam strategi pemasaran terkadang mengabaikan macro environment.
“Marketing seringkali terjebak dalam aspek taktis saja. Padahal textbook pemasaran di seluruh dunia tidak membahas soal pemasaran untuk bagian pertamanya, melainkan ekonomi. Namun, hal ini seringkali diabaikan,” kata Jacky.
Editor: Ranto Rajagukguk