Tiga Langkah Dasar Strategi Kolaborasi Agar Tidak Salah Partner
Strategi kolaborasi memang bisa menjadi salah satu pilihan tepat bagi bisnis yang hendak melebarkan sayapnya. Namun begitu, diperlukan perencanaan yang matang dan komprehensif mencakup berbagai aspek bisnis agar tujuan dari kolaborasi dapat tercapai dengan efektif.
Raldiano Fawzi, Social Media Consultant ukmindonesia.id pada seri terakhir pelatihan virtual sebagai kelanjutan dari peluncuran buku panduan UMKM “Bisnis Bangkit Bersama ShopeePay” mengatakan, kolaborasi yang dijalankan dengan strategi, tujuan, dan partner yang tepat, dapat melambungkan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) lebih cepat.
“Pendekatan ini juga dapat menghasilkan ide yang segar serta unik, memperluas jangkauan pasar, hingga meningkatkan brand awareness di mata masyarakat. Sangat penting bagi pelaku UKM untuk terus mengeksplorasi ide kreatif yang bisa disinergikan dengan mitra kolaborasi yang nantinya dapat menambah pasar baru dan menjaga loyalitas konsumen,” ujar Fawzi dalam laporannya.
Lebih lanjut, pelatihan ini juga memaparkan tiga langkah utama yang harus diimplementasikan oleh para pelaku usaha saat menjalankan kolaborasi bisnis.
Pertama, kenali dan dalami profil calon mitra. Dalam proses memperluas pasar serta meningkatkan daya saing, kolaborasi membuka potensi bagi pelaku bisnis untuk menjangkau konsumen dalam skala yang lebih besar.
“Saat menginisiasi calon mitra kolaborasi, penting untuk melakukan “background check” dan menyeleksi profil mitra yang memiliki profil bisnis yang sehat, serta memiliki target audiens yang serupa,” jelas Shirley Oslan, Founder Mad For Makeup di kesempatan yang sama.
Selain itu, melakukan riset citra dan persepsi konsumen terhadap calon mitra juga dapat dilakukan untuk memastikan kolaborasi tetap relevan dan dapat diterima dengan baik oleh target audiens kita nantinya.
“Mad for Makeup merupakan salah satu brand favorit yang dikenal dengan inovasi serta kolaborasi produk yang kerap menarik perhatian. Bergerak di industri kosmetik, brand dengan slogan #rebelbeauty ini bahkan pernah mengeluarkan produk make up unik bersama pemain dari industri lain, seperti perusahaan consumer goods Orang Tua,” papar Shirley.
Kedua, pelajari kolaborasi sebelumnya. Mengetahui rekam jejak calon mitra, khususnya terkait kolaborasi yang pernah dilakukan, sangat penting untuk memastikan rencana kolaborasi mendatang serta dapat membantu mencapai tujuan yang diinginkan.
Pelajari studi kasus kolaborasi sebelumnya, apa yang berjalan dengan baik, perbaikan yang perlu dilakukan, serta potensi apa yang dapat dijadikan inovasi dalam kolaborasi selanjutnya. Dalam tahap ini, pelaku bisnis dapat meminta umpan balik kepada organisasi atau bisnis yang pernah berkolaborasi dengan calon mitra.
Ketiga, petakan potensi kolaborasi. Saat merencanakan kolaborasi dengan calon mitra, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh kedua belah pihak sejak awal, yaitu, tujuan kolaborasi, kebutuhan konsumen/solusi yang ingin dijawab, signifikansi kolaborasi, serta inovasi yang dapat dilakukan melalui kolaborasi.
Selain itu, tentukan juga jenis kolaborasi yang akan dilakukan. Apakah dengan co-branding yang memasarkan produk baru, atau co-marketing yang memasarkan produk masing-masing. Tak kalah penting, pastikan periode setiap tahapan kolaborasi, mulai dari persiapan hingga penjualan agar momentum dapat dimanfaatkan dengan maksimal.