Hampir tak ada yang menyangkal peran penting Internet dalam memperbaiki aspek kehidupan. Tak hanya di bidang ekonomi, aspek sosial dan budaya pun semakin kaya karena Internet telah membuka pintu antarperadaban. Namun, baru satu per tiga dari seluruh populasi dunia yang saat ini terhubung dengan Internet. Lalu bagaimana dengan dua per tiganya?
Menurut laporan Internet.org yang bertajuk State of Connectivity: 2014, ada tiga penyebab utama orang tidak bisa online, yaitu infrastruktur, keterjangkauan, serta relevansi. Per 2014 lalu, Internet.org menyebutkan konektivitas masih terpusat di negara-negara maju dengan persentase mencapai 78%. Sementara itu, negara-negara berkembang masih menjadi lumbung masyarakat yang belum terkoneksi dengan Internet. Sebanyak 94% masyarakat offline dunia berada di negara-negara berkembang.
Hal ini pun menciptakan jurang besar di masyarakat. Sebagai contoh, Amerika Serikat dan Jerman memiliki tingkat konektivitas mencapai 84% sementara Ethiopia dan Myanmar malah di bawah 2%.
1. Infrastruktur
Menurut data International Telecommunications Union's (ITU), sebanyak 91,7% populasi dunia berada dalam jangkauan sinyal 2G (9,6 kbps – 384 kbps) dan 48,7% dalam jangkauan 3G (384 kbps – 10 mbps). Bahkan, kurang dari seperempat kecepatan dial-up modem 54K, 2G/GSM (9,6 kbps) tidak cukup untuk digunakan sebagai koneksi Internet, terutama untuk aktivitas seperti voice-over-IP, musik, dan video.
2. Keterjangkauan
Broadband Commission mendefinisikan keterjangkauan sebagai layanan koneksi yang paling rendah setara kurang dari 5% penghasilan rata-rata. Dengan definisi itu, 34% populasi dunia mampu menikmati mobile data 500 MB per bulan, 55% untuk 250 MB per bulan, dan 80% untuk 100 MB per bulan.
Mobile data 100 MB adalah batas paling rendah untuk Internet yang cukup untuk aplikasi berbasis teks. Sementara itu, data 500 MB cukup untuk mendukung pengalaman Internet level menengah seperti akses terhadap konten multimedia dasar. Bila seseorang bisa menikmati kapasitas data 2GB ke atas, maka barulah ia bisa mendapatkan pengalaman berinternet yang fully connected.
3. Relevansi
Penyebab terakhir orang menjadi offline adalah tidak relevannya konten dengan kehidupan mereka. Alasannya bisa beragam seperti tidak sadar bahwa konten tersebut sebenarnya penting dan berguna, konten tersedia dalam bahasa yang tidak mereka mengerti, atau keterbatasan dalam memahami konten yang tersedia secara online.
Sebagai ilustrasi, saat ini Wikipedia memiliki pilihan 52 bahasa, padahal ada lebih dari 100.000 artikel yang tersedia. Artinya, konten-konten tersebut baru relevan bagi 53% populasi dunia (berdasarkan bahasa utama). Menurut Internet.org, untuk bisa membuat konten di Internet menjadi relevan bagi 80% penduduk dunia, setidaknya dibutuhkan dukungan 92 bahasa.