Penggunaan influencer dalam pemasaran atau strategi influencer marketing menjadi salah satu saluran komunikasi yang digunakan oleh brand untuk mengomunikasikan produk hingga memperluas jangkauan target pasar. Tidak hanya bisnis skala besar, bisnis kecil, dan menengah pun kini mulai memanfaatkan strategi pemasaran satu ini berkat akses serta kesempatan luas yang tersedia di media sosial.
Reina Devianti Triswan, Head of Marketing Rollover Reaction & Alchemist Fragrance bersama Galih Ruslan, pemilik Kylafood, dan Desy Bachir, Digital Marketing Professional and CMO of Samara Media & Entertainment membagikan tiga poin yang perlu diperhatikan pebisnis saat hendak mengimplementasikan strategi influencer marketing.
Pilih influencer sesuai dengan nilai brand
Desy Bachir sebagai digital marketing professional membagikan cara memilih influencer dan strategi agar kerja sama yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran. Kunci memilih influencer berpaku pada tujuan dari kolaborasi tersebut. Perusahaan juga perlu melihat lebih dalam lifestyle yang ditunjukkan influencer di media sosialnya. Selain itu, membangun pondasi trust yang kuat juga penting untuk menambah keterikatan dengan audiens.
“Sekarang ini audiens sudah lebih peka untuk membedakan mana konten yang disponsori oleh brand maupun yang tidak. Oleh karena itu, penting bagi brand untuk memilih influencer yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan komunikasi dan target audiens agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. Influencer pun akan lebih mudah untuk mempromosikan produk yang sesuai dengan gaya hidup mereka,” ujar Desi dalam siaran acara ShopeePay Talk, Selasa (31/5/2022).
Tidak selalu endorse
Dalam menjalankan strategi influencer marketing, brand dapat mengeksplorasi berbagai kegiatan yang sesuai dengan objektif, mulai dari ulasan produk, kampanye, hingga merilis produk kolaborasi bersama sang influencer.
“Di tengah padatnya konten media sosial, brand harus eksploratif dalam merancang strategi influencer marketing agar publik tidak jenuh. Sebaiknya, brand memahami lebih dulu beberapa aspek, mulai dari objektif, produk yang ingin dipasarkan, target pasar dari produk tersebut, hingga besaran biaya yang dianggarkan untuk kemudian dapat lebih eksploratif,” ujar Reina.
Menurut Reina, kolaborasi tersebut juga dilakukan untuk sama-sama memberikan manfaat tidak hanya untuk brand, tapi juga untuk influencer itu sendiri, karena dapat meningkatkan kredibilitas serta kepercayaan dari konsumen terhadap keduanya.
Gunakan storytelling yang engaging
Dengan kesempatan dan fasilitas yang terbuka lebar, bisnis kecil dan menengah pun kini bisa mengembangkan bisnisnya dan bersaing dengan pasar melalui strategi influencer marketing ini. Tentunya, para UKM dapat menyesuaikan dengan anggaran pemasaran yang dimiliki. Menurut Desy, para influencer mikro atau nano yang memiliki followers mulai dari 1.000 juga memiliki dampak yang besar jika dibalut dengan storytelling yang engaging.
Tak hanya itu, influencer mikro atau nano juga memiliki engagement yang lebih tinggi dan lebih dipercaya oleh para followers-nya karena kebanyakan followers mereka adalah teman atau circle mereka sendiri. Apa pun strategi yang dilakukan, brand perlu merujuk kembali kepada tujuan dan consumer insight yang ada. Strategi tersebut juga dilakukan oleh Kylafood bersama sederet influencer kuliner.
“Saat ini, ada banyak platform bebas biaya yang dapat dimanfaatkan oleh brand untuk mengetahui tingkat kedekatan serta interaksi para influencer dengan audiensnya,” ujar Galih.
Dengan ini, budget pemasaran akan tepat sasaran. Sebagai pebisnis, kita pun harus jeli dalam melihat tren agar bisa mengemasnya menjadi sebuah konten yang unik. “Selain itu, melihat banyaknya food vlogger yang ada sekarang, UKM juga direkomendasikan untuk meminta ulasan yang jujur dari mereka,” tutup Galih.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz