Work from home (WFH) telah menjadi rutinitas bagi sebagian besar karyawan di seluruh dunia. Hal ini merupakan dampak luar biasa dari pandemi yang berlangsung sepanjang tahun 2020 bahkan masih berlangsung hingga kini.
Bekerja secara remote yang terbukti bisa diaplikasikan di banyak perusahaan ini pun diperkirakan akan berlanjut. Masa depan tempat kerja diyakini bisa berubah bahkan secara permanen mengikuti tren yang berkembang. Tidak sedikit perusahaan yang akan mengadopsi sistem ini menjadi hybrid (WFH dan work from office (WFO)) pada tahun 2021.
Hal tersebut tentunya menjadi pertimbangan setelah melihat adanya perubahan perilaku dari karyawan. Berikut tiga temuan utama tentang WFH sepanjang 2020 yang dirangkum Pew Research Center.
1. Ingin WFH terus diberlakukan
Berdasarkan survei yang dilakukan Pew Research Center, sebagian besar karyawan belum pernah bekerja dengan sistem WFH sebelum pandemi. Namun, setelah wabah COVID-19 berlangsung, sekitar 71% karyawan melakukan pekerjaannya dari rumah dan lebih dari setengahnya mengaku ingin tetap bekerja dengan sistem WFH bahkan ketika keadaan sudah berlangsung normal.
Hal ini tampaknya dikarenakan pengaruh teknologi yang sudah banyak membantu karyawan. Survei ini juga menunjukkan bahwa hampir 75% responden telah dilengkapi dengan teknologi serta sumber yang memadai untuk bekerja.
Selain itu, mereka juga berhasil mencapai deadline dengan baik dan merasa termotivasi. Hal lain yang menjadi pertimbangan karyawan untuk tetap berada di rumah adalah ketidaknyamanan karena virus yang masih menjadi permasalahan di dunia.
2. Pentingnya platform layanan video conference
Layanan serba online membuat banyak perusahaan membiasakan diri dengan platform yang memenuhi kebutuhan mereka. Salah satu yang banyak digunakan adalah layanan video conference dan pesan instan (messenger) sehingga komunikasi untuk kepentingan pekerjaan terus berjalan dengan baik.
Tercatat 81% orang dewasa yang bekerja dari rumah menggunakan platfom seperti Zoom hampir setiap saat. Berbagai layanan komunikasi yang tersedia diyakini menjadi pengganti untuk membantu komunikasi perorangan secara langsung.
3. Tidak semua orang cocok dengan WFH
Meski tidak sedikit orang yang mengaku senang dan nyaman dengan sistem WFH. Nyatanya, tidak semua orang bisa mendapatkan opsi yang sama terutama mereka yang bekerja di bidang layanan kesehatan, ritel, dan manufaktur. Secara logis, mereka tidak bisa meninggalkan pos mereka.
Perbedaan kelas berdasarkan pendidikan pun bisa terlihat di sini. 62% karyawan yang memiliki latar belakang sarjana atau sederajat mengatakan bahwa pekerjaan mereka tidak bisa dilakukan di rumah. Sedangkan karyawan dengan level pendidikan lebih tinggi dan pendapatan yang lebih tinggi pula banyak melakukan pekerjaannya dari rumah.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz