Tiga Tren Teknologi Cloud untuk Ritel Masa Kini

marketeers article

Teknologi berbasis data saat ini menjadi teknologi yang diadopsi oleh hampir semua industri. Saking penting perannya, tak berlebihan ada yang bilang data is the new oil – data adalah minyak baru. Sama seperti halnya minyak, data menjadi komoditas paling berharga saat ini. Ungkapan ini juga dilontarkan oleh Megawaty Khie, Country Director Google Cloud Indonesia saat konferensi pers “How Google Cloud is helping transform retail” di kantor Google Indonesia, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

“Teknologi dan perilaku konsumen itu saling berkaitan, khususnya di industri ritel. Teknologi data, khususnya yang berbasis cloud, telah mengubah value chain ritel itu. Ini memengaruhi juga perilaku konsumen. Sekarang, mereka maunya mendapatkan kebutuhan secara murah dan cepat. Mau tidak mau, peritel harus merespons tren ini dengan layanan yang mengandalkan kecepatan,” ujar Megawaty.

Saat ini, industri ritel sedang mengalami transformasi. Konsumen sekarang ini lebih ingin tahu, lebih menuntut, sekaligus lebih tidak sabar. Mereka ingin mendapatkan rekomendasi atau bantuan untuk menemukan apa yang mereka cari. Karena itu, peritel perlu menggunakan data untuk menyajikan pengalaman berbelanja yang kaya dan menarik bagi konsumen. Hanya dengan ini, peritel bisa kompetitif dengan pemain lain.

Megawaty memperkenalkan layanan Google Cloud dan perkembangannya terkini. Ia mengklaim, tidak ada satu perusahaan di dunia selain Google yang menyediakan banyak layanan end to end kepada pelanggan, baik pelanggan personal maupun korporat. Ia menyebut ada tiga tren terkait cloud di industri ritel saat ini, yakni omnichannel, data driven, dan drive operational improvement.

“Ritel saat ini kalau ingin kompetitif harus menerapkan sistem omnichannel. Perlu mengintegrasikan kanal online dan offline. Intinya, perusahaan sebaiknya memperbanyak titik sentuh dengan konsumen di mana saja dan kapan saja,” katanya.

Selain itu, sambung Megawaty, tren pemanfaatan data tidak lepas dari upaya perusahaan yang ingin lebih mengenal pelanggannya. Dengan analisis data, perusahaan bisa memonitor perilaku, ketersediaan produk, hingga prediksi kebutuhan di masa depan. Data ini juga diperlukan agar tidak terjadi hilangnya pendapatan. Pengelolaan data ini menjadi salah satu kompetensi Google Cloud dan Google menyediakan layanan total agar operasional bisnis lebih terukur dan berdampak. “Di sini, big data memiliki peran besar. Dengan big data, peritel bisa memprediksi masa depan sekaligus berpeluang memenangi pasar,” katanya.

Untuk semakin dekat dengan pelanggannya, Google akan merilis region untuk Google Cloud Platform (GCP) di Jakarta pada semester pertama tahun 2020. Dengan platform ini, peritel bisa memindahkan, membuat, dan menjalankan aplikasi dan data secara dinamis, aman, andal, dan dalam skala global. Ada tiga bidang yang dilayani GCP, yakni infastruktur, platform, dan solusi. Di Indonesia, GCP sudah diadopsi oleh beberapa perusahaan, seperti Alfamart, Blibli, Bule Bird, BRI, Bukalapak, Ruang Guru, Traveloka, dan sebagainya.

    Related