TikTok & Instagram Jadi Tempat Pencarian, Bagaimana Nasib Google?

marketeers article
TikTok Dan Instagram Mulai Jadi Tempat Pencarian, Nasib Google? (FOTO:123RF)

Google secara tidak langsung mencatat bahwa pengguna yang lebih muda sekarang sering beralih ke aplikasi seperti Instagram dan TikTok ketimbang Google Search atau Maps untuk mencari sesuatu yang baru. Prabhakar Raghavan, Wakil Presiden Senior Google mengatakan bahwa para pengguna sekarang ini cenderung tidak mengetikkan kata kunci, melainkan mencari konten dengan cara baru yang lebih mendalam.

“Dalam penelitian kami, hampir 40% anak muda, ketika mereka mencari tempat untuk makan siang, mereka tidak membuka Google Maps atau Search. Mereka justru membuka TikTok atau Instagram,” katanya dikutip dari TechCrunch, Jumat (15/7/2022).

Google mengkonfirmasi bahwa kesimpulan didasarkan pada penelitian internal yang melibatkan survei pengguna AS, usia 18 hingga 24 tahun. Data lain yang dibeberkan dari studi internal tersebut yakni 55% pencarian produk sekarang dimulai di Amazon.

“Kami terus belajar, lagi dan lagi, bahwa pengguna internet baru tidak memiliki harapan dan pola pikir yang sudah menjadi kebiasaan kami.” kata Raghavan.

Raghavan mengungkapkan mengapa Google ‘tidak laku’ dibandingkan TikTok dan Instagram untuk referensi hal baru. Menurutnya, orang yang lebih muda pada umumnya tertarik pada pencarian dan penemuan yang lebih “kaya visual”, dan itu tidak hanya terbatas pada tempat makan.  “Kita harus memunculkan harapan yang benar-benar baru dan itu membutuhkan dasar-dasar teknologi yang sama sekali baru,” ujar Raghavan.

Misalnya, Google Maps sekarang menggabungkan augmented reality untuk membantu pengguna memposisikan diri mereka di lingkungan mereka, alih-alih memaksa pengguna untuk mencari tahu ke mana harus pergi berdasarkan titik biru yang berkedip di layar. Perusahaan juga baru-baru ini mengumumkan peningkatan lain pada Google Maps pada konferensi pengembangnya Google I/O, di mana ia memamerkan mode 3D baru dan tampilan imersif.

Kehadiran TikTok dan Instagram menciptakan permintaan dari generasi muda akan konten visual, dan ini akan berdampak juga terhadap Google Search. Raghavan juga memprediksi bahwa permintaan generasi muda akan konten visual akan mengubah Google Search.

Namun, dia yakin ini adalah bagian dari evaluasi berkelanjutan Google Search. Sebelumnya, pengguna web harus mengetikkan beberapa kata kunci dasar ke mesin pencari untuk mendapatkan daftar tautan sebagai balasannya.

Berangkat dari situ, Google Search menjadi mampu memahami bahasa alami dan kemudian menambahkan kemampuan untuk menangani perintah dari suara. Di beberapa negara, suara sekarang mendorong 30% dari semua permintaan, kata Raghavan, karena pengguna internet baru bahkan tidak perlu repot mengetik.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS