Persaingan di industri media televisi semakin ramai seiring munculnya sejumlah stasiun TV swasta baru. Dalam industri ini, semua TV memiliki kesempatan yang sama untuk berkompetisi.
Peluang yang masih terbuka lebar ini pun dimanfaatkan BeritaSatu dengan resmi menyiarkan tayangan perdana pada September 2011 silam. Walau terhitung masih seumur jagung di bandingkan stasiun TV lainnya, BeritaSatu tetap optimistis akan terus berkembang.
Sejak awal, BeritaSatu memiliki konsep sebagai stasiun TV berita sama halnya dengan Metro TV dan TV One. Yang membuat berbeda, BeritaSatu hadir melalui TV berbayar (Pay TV). Sedangkan kedua stasiun TV berita tersebut bisa diakses tanpa harus berlangganan (Free to Air).
Bila berbicara imej, BeritaSatu membidik audiens dari kalangan kelas menengah, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, maupun sosial. Imej ini sengaja didesain karena BeritaSatu hadir di TV berbayar.
“Imej kami setara dengan TV berita nasional lain, kecuali dalam sisi jangkauan. Pasalnya, pasar TV berbayar di Indonesia belum terlalu besar dibanding Free to Air,” klaim Don Bosco Selamun yang telah melepas jabatannya di BeritaSatu dan sekarang menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Metro TV mulai akhir November.
Meski demikian, lanjut Don Bosco, jangkauan BeritaSatu sudah semakin meluas. Hal ini dikarenakan semakin banyak permintaan TV daerah untuk menayangkan BeritaSatu di TV kabel daerah mereka. Hingga kini, lebih dari 30 rekanan yang berkolaborasi dengan BeritaSatu.
Dalam memimpin media ini, Don Bosco menempatkan tim sebagai bagian terpenting yang dapat menunjang kesuksesan BeritaSatu. Untuk itu, saat awal mengawaki media ini, Don Bosco langsung membentuk tim yang solid.
“Kami tidak membutuhkan tim yang pandai. Bila tim solid, maka akan mudah bagi kami membuat tim pandai,” tutup pria yang meraih The Best Industry Marketing Champion 2016 dari sektor Broadcast, Pay TV & Media ini.
Artikel selengkapnya bisa dibaca di Majalah Marketeers edisi Desember 2016- Januari 2017