Tingkat Konsumsi Masih Minim, Pasar AMDK Diyakini Akan Terus Tumbuh

marketeers article
Ilustrasi industri AMDK. (FOTO: 123RF)

Dalam sehari, masyakat disarankan untuk mengonsumsi air minum sebanyak 2 liter. Sebagian masyarakat pun memenuhi konsumsi itu lewat air minum dalam kemasan (AMDK).

Johan Muliawan, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) mengatakan, saat ini tingkat konsumsi AMDK untuk pemenuhan hidrasi memang masih minim.

“Kami pun optimistis masih ada peluang pertumbuhan yang besar dalam pasar AMDK,” kata Johan Muliawan dalam keterangan pers kepada Marketeers, Senin (2/10/2023).

Menurutnya, tingkat konsumsi AMDK rata-rata di berbagai daerah masih sangat beragam. Tingkat konsumsi yang paling tinggi ada di Jakarta dan yang paling rendah ada di kawasan Kalimantan.

Di Jakarta, rata-rata tingkat konsumsi air kemasan berada pada kisaran 88 liter per orang per tahun. Artinya, dalam sehari, masyarakat Jakarta memenuhi kebututuhan hidrasi lewat AMDK sebanyak sekitar 0,24 liter.

BACA JUGA:  Fenomena David vs Goliath di Industri AMDK

Sementara itu, di luar Jakarta, tingkat konsumsi AMDK adalah sekitar 11 liter per orang per tahun. Sedangkan di Kalimantan tingkat konsumsinya hanya sekitar 8,8 liter per orang per tahun.

Ia meyakini, kebutuhan masyarakat terhadap air minum akan semakin besar seiring dengan inovasi yang dihadirkan oleh produsen dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan air minum berkualitas.

“Saat ini, terdapat lebih dari 1.200 produsen dengan lebih dari 2.100 merek AMDK yang memiliki izin edar. Industri air minum saat ini memiliki volume produksi mencapai 35 miliar liter pada tahun 2021 dengan nilai pasar mencapai Rp 46 triliun per tahun,” ucapnya.

BACA JUGA:  Kompetisi AMDK Bebas Senyawa Berbahaya Diperkirakan Makin Sengit

Agar pasar AMDK bisa terus tumbuh, ia pun berkomitmen untuk menjadikan asosiasi ini sebagai wadah independen terpercaya bagi produsen air minum. Terutama bagi produsen yang menekankan produk kualitas tinggi, aman dikonsumsi, dan ramah lingkungan.

Sekjen Asparminas, Nio Eko Susilo mengatakan, saat ini pun pertumbuhan pasar AMDK sudah terus terjadi meski pertumbuhanya belum terlalu agresif.

“Industri AMDK setiap tahunnya tumbuh sekitar 5% per tahun. Ini berarti setiap pelaku industri perlu terus berbenah, saling berbagi ilmu dan pengalaman, termasuk dalam isu-isu teranyar semisal pemanfaatan skema perdagangan karbon untuk pelaku industri air minum,” kata Nio Eko Susilo.

BACA JUGA:  Juragan 99 Hadirkan Air Minum dari Sumber Air Artesis

Sebab itu, Asparminas terus melakukan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas mulai dari sosialisasi, pelatihan, dan berbagai diskusi terkait peraturan dan inovasi dalam industri air minum.

Selain itu, Asparminas juga aktif dalam mengadvokasi isu-isu penting, seperti perizinan pengusahaan air, cukai plastik, daur ulang sampah kemasan dan sejumlah isu lainya.

“Ke depannya, Asparminas berencana untuk terus meningkatkan kapasitas anggota asosiasi dengan berbagai kegiatan sosialisasi, termasuk penilaian industri hijau, efisiensi energi, persaingan usaha yang lebih sehat, inovasi teknologi, dan kepatuhan terhadap peraturan,” ucapnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS