Berdasarkan hasil Survei Skor Kesejahteraan Cigna 360° yang dilakukan oleh Cigna, tingkat stres masyarakat Indonesia berada pada level terendah secara global. Selain itu, masyarakat Indonesia merasa siap secara finansial untuk masa depan, menaruh kepercayaan tinggi terhadap pendapat keluarga mengenai perencanaan keuangan, dan lebih memilih untuk mendapatkan layanan kesehatan dari pemerintah karena tingginya biaya layanan kesehatan swasta.
“Survei tahunan ini merupakan bagian dari komitmen kami yang terus dilakukan untuk membantu orang-orang yang kami layani meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan rasa aman mereka,” kata Herlin Sutanto, CEO Cigna Indonesia.
Skor kesejahteraan Indonesia sendiri mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun lalu, yakni dari 62.8 menjadi 61.0 poin. Skor Indonesia berimbang dengan negara Eropa seperti Perancis dan Spanyol, dan sedikit di atas negara tetangga, Singapura. Indikator Sosial menunjukkan penurunan yang paling signifikan yaitu sebanyak 8.4 poin.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya waktu untuk rekreasi dan menghabiskan waktu bersama teman. Turunnya skor Indikator Sosial ini menunjukkan semakin banyak masyarakat Indonesia yang merasa tidak dapat menghabiskan waktu yang cukup bersama teman atau melakukan hobi karena mereka terlalu sibuk untuk menjalankan rutinitas sehari-hari.
Meskipun Indikator Sosial mengalami penurunan yang cukup signifikan, tingkat stres masyarakat Indonesia ternyata tidak setinggi negara lain yang disurvei. Sebanyak 86% responden dari seluruh negara yang turut berpartisipasi mengatakan bahwa mereka merasa stres. Namun, di Indonesia, responden yang mengatakan bahwa mereka merasa stres ‘hanya’ sebesar 75%.
Tingkat stres ini merupakan tingkat stres terendah dari seluruh negara yang disurvei. Menurut sebagian besar responden di Indonesia yang merasa stres, mereka dapat mengendalikan rasa stres mereka dengan mencurahkan keluhan mereka kepada teman atau keluarga.
Sementara itu, 25% dari masyarakat Indonesia mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak merasa stres— terendah dibandingkan 22 negara lainnya. Di negara tetangga seperti Singapura dan Thailand, tingkat stres bahkan berada di atas rata-rata, di mana 91% responden mengatakan bahwa mereka merasa stres.
“Keuangan dan pekerjaan merupakan penyumbang utama rasa stres,” kata Ben Furneaux, Director dan Chief Marketing Officer Cigna Indonesia. “Survei kami mengungkapkan beberapa alasan penyebab stres—di antaranya hubungan yang buruk dengan atasan dalam pekerjaan dan ketidakmampuan untuk mengurus kebutuhan, kesehatan dan kesejahteraan orang tua.”
Sebanyak tujuh dari sepuluh responden di Indonesia melihat diri mereka siap untuk memasuki usia pensiun, baik secara sosial maupun keuangan. Angka ini berada di atas rata-rata global, yakni lima dari sepuluh responden. Meskipun demikian, tanpa perencanaan keuangan yang baik, optimisme ini bisa menghasilkan risiko di kemudian hari.
“Survei kami menunjukkan 44% dari masyarakat Indonesia berharap anak mereka akan mengurus mereka saat mereka tua—jumlah ini jauh di atas rata-rata global yang sebesar 22%,” jelas Ben.
Sebanyak 40% mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kekhawatiran yang berarti setelah mereka pensiun. Tanpa perencanaan keuangan yang tepat, optimisme ini bisa mendatangkan risiko yang tidak diinginkan nantinya, dan ekspektasi mereka mengenai kesiapan di hari tua bisa saja mengecewakan mereka di masa depan.
Hal ini semakin menjadi tantangan dengan fakta hasil survei yang mengungkapkan hanya 20% masyarakat Indonesia berpikir bahwa mereka akan memiliki uang yang cukup setelah mereka tidak lagi produktif, dan 42% akan menggunakan uang pribadi mereka untuk menanggung biaya pengobatan di hari tua.
Editor: Sigit Kurniawan