PT Pertamina (Persero) terus meningkatkan bauran energi fosil dengan energi baru terbarukan (EBT) sehingga produk menjadi lebih ramah lingkungan. Salah satunya melalui penambahan kandungan bio pada energi fosil, sehingga menjadi biofuel.
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Pertamina menjelaskan dengan inovasi tersebut, perusahaan bisa menjadi perusahaan ramah lingkungan. Hal ini ditandai dengan anugerah yang diberikan dalam ajang Green Business Ratings 2023.
BACA JUGA: Pertamina Bangun Bisnis Shared Services Terintegrasi Omnichannel
Acara penghargaan yang digelar oleh CNBC Indonesia Research ini menilai perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara ramah lingkungan. Kegiatan tersebut mengupas perkembangan ekonomi hijau di Indonesia, baik dari sisi perencanaan, pengaturan, hingga realisasi di lapangan, termasuk pelaksanaan di kalangan usaha.
Perseroan berhasil meraih penghargaan lantaran dinilai sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian dalam praktik bisnis ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Apresiasi ini menjadi motivasi bagi Pertamina Group untuk menjalankan program transisi energi dan mewujudkan ketahanan energi di Indonesia,” kata Fadjar melalui keterangannya, Rabu (24/5/2023).
BACA JUGA: Pertamina Klaim Mampu Tekan 7,4 Juta Ton Gas Karbon hingga 2021
Sementara itu, Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis PT Pertamina Power Indonesia Fadli Rahman menambahkan pihaknya sebagai Subholding New & Renewable Energy mendorong pemanfaatan transisi energi. Salah satunya dengan meningkatkan porsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada tahun 2060.
Fadli mengungkapkan melalui energi transisi ini, perseroan masih memanfaatkan energi fosil sebagai sumber bahan bakar namun dilakukan formulasi tambahan sehingga energi fosil bisa menjadi lebih ramah lingkungan. Contohnya saja penambahan kandungan bio pada energi fosil, sehingga menjadi biofuel. Selain itu, clean hydrogen dan pemanfaatan carbon sink.
“Dengan formulasi tersebut, energi fosil dapat lebih ramah lingkungan. Elemen ini yang akan diberdayakan ke depannya, termasuk carbon trading yang tengah digalakkan saat ini,” kata dia.
Editor: Ranto Rajagukguk