Data dari Korlantas Polri pada kuartal 2017 menunjukkan bahwa sepertiga jumlah kecelakaan di Indonesia melibatkan pengendara dengan umur 15-24 tahun. Dengan jumlah yang atau sekitar 8.700 kejadian di antaranya melibatkan pengendara yang sebagian besar tidak memiliki SIM. Belum lagi saat ini tengah tenar fenomena emak-emak dengan perilaku berkendara yang tidak aman, seperti memberi lampu sein ke kiri namun belok ke kanan.
“Kita semua tahu, emak-emak atau seorang ibu itu adalah sosok di dalam keluarga yang serba bisa. Sejak pagi saja kesibukkan mereka luar biasa. Mulai dari mengurusi anak dan suami, memasak, mencuci, hingga mengantar anak sekolah. Bukan tidak mungkin mereka lelah dan kurang konsentrasi saat berkendara. Namun hal tersebut tidak bisa dibiarkan dan perlu kita antisipasi,” ujar AKBP Aldo Siahaan, Kasi Kemitraan Subdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Menanggapi permasalahan ini, Michelin hadir melalui kampanye Michelin Safety Academy (MSA). Kampanye ini digelar untuk mengedukasi pengemudi usia muda mengenai berkendara aman dan bertanggung jawab. Presiden Direktur Michelin Indonesia Frederick Mueller III menyebutkan, kampanye ini adalah satu dari tiga kunci misi mereka dalam berbisnis menemani produk yang berkualitas dan layanan purna jual yang mumpuni dalam mencapai keselamatan yang sempurna bagi konsumen.
Memasuki tahun keempat, MSA membidik para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sudah cukup umur untuk mendapatkan SIM. Tahun ini, Michelin memperluas cakupannya dengan menjangkau 400 orang pelajar dari 10 sekolah di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Cilegon. Jumlah ini hampir dua kali lipat dibandig tahun sebelumnya. Usia SMA dipilih lantaran mereka dinilai rentan terlibat dalam pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
Dalam menjalankan misinya, MSA didukung oleh Federasi Otomotif International atau Fédération Internationale de I’Automobile (FIA), sebuah organisasi otomotif global yang mendukung mobilitas orang dan barang secara aman dan berkelanjutan -yang di Indonesia diwakili oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI). Pasa program ini, para peserta akan dibekali informasi mengenai persiapan dasar yang rutin dilakukan sebelum berkendara yang akan diberikan di Pusdik Lantas Polri Serpong, Tangerang pada 7 dan 14 Oktober 2017. Instruktur dari IMI Jakarta juga akan membantu melatih mengenai teknik pengereman dan berbelok di tikungan tajam.
Selain itu, para peserta juga berkesempatan untuk menimba ilmu dari pembalap profesional, seperti Fitra Eri dan Diandra Gautama, juga bersama MotoMobi sebagai pengulas otomotif yang cukup punya nama di jagat maya Indonesia.
“Dalam beberapa tahun terakhir, kami melihat upaya edukasi ini cukup efektif dalam mengurangi angka kecelakaan. Sejak 2010, angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia sudah turun 20% meski saat ini angkanya masih tinggi,” ujar Hindro Surahmat, (Plt) Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.
Aldo menambahkan edukasi sejak dini itu penting. Edukasi harus dimulai ketika seorang anak itu sudah paham. “Banyak hal penting yang harus diketahui sebelum seseorang itu berkendara yang mampu mengurangi resiko. Misal, penggunaan sabuk pengaman ternyata mampu mengurangi cedera pada saat kecelakaan sebesar 61%. Begitu juga dengan penggunaan helm yang berperan 45%,” jelasnya.
Editor: Eko Adiwaluyo