Tingkatkan Kesejahteraan di Papua, WVI Perkenalkan Program USAID Kolaborasi
Wahana Visi Indonesia (WVI) telah memperkenalkan Program USAID Kolaborasi. Program USAID Kolaborasi merupakan inisiatif yang bertujuan untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama Orang Asli Papua (OAP), melalui pengelolaan dana Otonomi Khusus (Otsus) yang tepat sasaran.
Dengan adanya Undang-undang (UU) Nomor 2 Tahun 2021, Otsus di Papua telah memasuki periode kedua yang akan berlangsung hingga tahun 2041. Periode ini, terdapat sejumlah perubahan dalam regulasi dan skenario distribusi anggaran Otsus yang membuatnya berbeda dari sebelumnya.
Pemerintah daerah di Papua juga dihadapkan pada tantangan dalam akuntabilitas tata kelola pemerintahan lokal yang belum optimal, serta kurangnya partisipasi warga, khususnya OAP, dalam proses tata kelola pemerintahan daerah.
“Program USAID Kolaborasi merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Bappenas dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) yang didukung oleh rakyat Amerika. Sejak tahun 2022, program ini telah berjalan di provinsi Papua dan Papua Barat dengan melakukan pendekatan dua arah, yaitu dari sisi pemerintah daerah (supply side) dan dari sisi masyarakat (demand side),” ujar Ketua Program USAID Kolaborasi, Caroline Tupamahu di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam pengelolaan Otsus, USAID Kolaborasi menyusun dua modul pembelajaran dan bekerja sama dengan Bappeda Provinsi Papua dan Papua Barat untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 505 Aparat Sipil Negara (ASN).
BACA JUGA: KidZania Ajak 100 Anak Jatinegara Belajar Sambil Bekerja
Fransina, Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan Otonomi Khusus pada Biro Administrasi Pelaksanaan Otonomi Khusus – Sekretariat Daerah Provinsi Papua Barat yang menjadi pelatih dalam program USAID Kolaborasi, menyampaikan bahwa program ini sangat membantu dalam memahami perubahan regulasi Otsus yang baru.
Selama mengikuti program, ia dan rekan-rekan ASN lainnya telah merasakan manfaat dari pelatihan yang diberikan, khususnya terkait pengelolaan dana Otsus.
“Selain fokus pada peran pemerintah daerah, USAID Kolaborasi juga mendorong partisipasi aktif dari masyarakat. Hal ini dilakukan melalui berbagai kegiatan, termasuk pelatihan bagi tokoh-tokoh penggerak (policy bootcamp) dan edukasi warga melalui kegiatan Suara dan Aksi Warga,” kata Fransina.
Selviana Indira, salah satu tokoh penggerak warga, menyatakan bahwa Program USAID Kolaborasi memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama OAP, dalam memahami hak mereka terkait dana Otsus.
Warga juga diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian atas program Otsus yang telah berjalan dan melakukan dialog dua arah dengan pelaksana program dari pemerintah daerah.
“Beberapa kegiatan bahkan memungkinkan warga dan pemerintah daerah untuk menerapkan solusi praktis terhadap permasalahan yang ditemukan. Kegiatan edukasi ini telah menjangkau sebanyak 1.088 masyarakat dengan melibatkan 57 tokoh penggerak (local champion) sebagai fasilitator,” jelas Selviana.
BACA JUGA: Seagate Slim, Si Ramping, Ringan, dan Moderen
Program USAID Kolaborasi juga memberikan ruang partisipasi bagi berbagai pihak melalui kegiatan Multi Stakeholders Forum (MSF), pembentukan SDG’s Center bekerja sama dengan beberapa universitas di Papua, forum diskusi bersama dengan komunitas lokal, dan media.
Program ini dijalankan hingga tahun 2027 dengan implementasi yang dilakukan oleh Yayasan kemanusiaan, Wahana Visi Indonesia (WVI), bersama dengan mitra seperti Kitong Bisa Foundation (KBF) dan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID).
“Kami mengapresiasi atas dukungan USAID dalam Program USAID Kolaborasi ini. WVI sebagai organisasi fokus anak berharap pengelolaan dana Otsus yang dilakukan tepat sasaran akan memberikan dampak positif bagi anak-anak di Papua,” tutup Angelina Theodora, Direktur Nasional WVI.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz