Tingkatkan Kinerja Perusahaan via Mindfulness dan Heartfulness

marketeers article
Businesswoman performing yoga in the corridor at office

Kesehatan mental dan emosional tak hanya berdampak pada individu, melainkan korporasi dan bisnis. Kesehatan mental setiap karyawan di dalam perusahaan perlu diperhatikan, mengingat para karyawan merupakan talenta yang menentukan maju mundurnya bisnis perusahaan.

Era disrupsi membawa dampak bagi kesehatan mental manusia. Hal ini tercermin dalam World Economic Forum World Health Organization Report berjudul The Global Risk Report 2019 yang menunjukkan ada lebih dari 700 juta penduduk di dunia mengalami mental disorder. Data ini menunjukkan, terdapat peningkatan indeks anxiety, ketidakbahagiaan, kesepian, dan kemarahan.

“Hal ini terjadi lantaran terdapat transformasi dan revolusi bioteknologi. Teknologi saat ini mampu mengetahui emosi kita dan menarik kita untuk melakukan banyak hal. Selain itu, hasil penelitian ini menemukan society juga menjadi sumber masalah utama, contohnya isu pemilu yang belakangan menimbulkan ketegangan sosial. Belum lagi hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan, seperti masalah target dan tuntutan lain dari perusahaan. Semua ini membawa dampak pada kesehatan mental individu,” jelas Helena Abidin, Corporate Director The Golden Space Indonesia di Jakarta, Rabu (27/03/2019).

Di dalam situasi yang penuh dengan tekanan ini, Co-Founder of The Golden Space Indonesia Stephanie Hermawan mengatakan, perusahaan sebenarnya berada pada kondisi yang tidak bagus. Pasalnya, ia mencontohkan, satu karyawan yang penuh dengan anger saja bisa membawa dampak pada orang-orang di ruangan tersebut. Hal ini kian memburuk jika satu perusahaan memiliki tingkat anger yang besar.

frustrated young business man working on laptop computer at office

Melalui metode mindfulness dan heartfulness, Pusat Kesehatan dan Meditasi The Golden Space Indonesia (TGSI) menawarkan kesempatan bagi perusahaan untuk bertransformasi dan meningkatkan kinerja perusahaan melalui dua metode ini. Metode mindfulness dilakukan untuk mencapai kondisi mental dan batin yang sadar sepenuhnya sehingga dapat mengamati setiap pikiran yang ada untuk kemudian memutuskan bagaimana memberikan reaksi atau bertindak.

Mindfulness dijelaskan Helena akan menjadi katalis untuk heartfulness, yakni sebuah kondisi ketika setiap tindakan yang diambil selalu mengacu pada hal yang membawa dampak positif bagi diri sendiri, perusahaan, komunitas, dan lingkungan.

“Melalui metode mindfulness dan heartfulness, kami akan membantu dunia usaha melakukan transformasi sehingga pemimpin dan karyawan memiliki pola pikir baru akan potensi mereka yang tanpa batas, menjadi lebih empati, menciptakan keselarasan enerji organisasi dan tim kerja untuk mencapai tujuan bersama secara lebih cepat,” ujar Helena.

Hingga saat ini, TGSI telah memiliki in-house workshop, termasuk Stress & Energy Managament, Anger Revolution, Inner Resilience, Conquering Fear, Limitless Leader, Visionary Leaders: Bring Your Company Vision and Values to Life, Conscious Personal Branding, Compassionate Leaders, Unleashing Your Creative Energy, Heart Reconnection with Your Customers, Boast Your Sales, Clear Compassionate Communication, Art of Collaboration, dan The Blueprint of Infinite Abundance.

Program ini dipandu oleh fasilitator bersertifikat internasional dengan latar belakang dunia investasi, bisnis, dan korporat. Di antaranya, Stephanie Hermawan, Cindy Gozali, Robin Muljadi, Bagia A. Saputra, dan Helena Abidin.

TGSI menyediakan beragam program, mulai dari CEO Retreat hingga program corporate membership yang memungkiinkan karyawan secara konsisten meningkatkan dan mempertahankan enerji positif setiap saat dengan mengikuti berbagai kelas meditasi di kantor pusat TGSI di Sudirman Park.

Mengingat resiko yang tinggi dari dunia kerja yang penuh tekanan, stress, dan ketidakpastian terhadap produktivitas bisnis, TGSI juga menyediakan layanan Corporate Emotional and Mental Health Status Report. “Program ini dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan meningkatkan produktivitas, mengurangi beban biaya kesehatan, menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan, dan sehat bagi seluruh karyawan,” tutur Helena.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related