Mining Industry Indonesia (MIND ID), holding industri pertambangan terus melakukan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas mentahnya. Peran MIND ID juga sejalan dengan mandat dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memperkuat bisnis industri aluminium dan nikel lewat hilirisasi.
“MIND ID memiliki tiga mandat dari Pemerintah. Pertama, mengelola cadangan dan sumber daya strategis. Dua, hilirisasi. Tiga, memiliki kepemimpinan pasar yang diwujudkan melalui optimalisasi komoditas mineral dan ekspansi bisnis,” kata Hendi Prio Santoso, Direktur Utama MIND ID dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (17/11/2022).
BACA JUGA: Dorong NZE, MIND ID Terapkan Ekonomi Sirkular di Operasional
Hendi menjelaskan penguatan industri bisnis aluminium dan nikel ini penting karena keduanya merupakan komponen kunci dalam pengembangan industri kendaraan listrik. Untuk industri aluminium, MIND ID memiliki PT Inalum (Persero), yang merupakan produsen tunggal Ingot Aluminium di Indonesia dengan kapasitas produksi hingga 250.000 ton per tahun.
Melalui MIND ID, pemerintah Indonesia memiliki 100% saham di Inalum. Untuk industri nikel, MIND ID mempunyai Antam dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), yang sahamnya telah didivestasi oleh MIND ID sebesar 20%.
BACA JUGA: Tekan Impor Energi, MIND ID Kebut Pengembangan Baterai Terintegrasi
Bersama Antam, INCO akan menjadi produser nikel nomor dua terbesar di Indonesia. Menurut dia, percepatan industri kendaraan listrik berbasis baterai saat ini menjadi solusi untuk menurunkan emisi global yang kian meningkat, karena kendaraan listrik merupakan alternatif transportasi ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi.
“Mempercepat kehadiran industri kendaraan listrik di Indonesia sejalan sustainability pathway MIND ID dan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama pada pilar penanganan perubahan iklim,” ucap Hendi.
Ia juga menegaskan SDGs tersebut sejalan dengan sustainable pathway MIND ID dalam mewujudkan komitmen pertambangan hijau untuk mempromosikan efisiensi energi yang mengurangi jejak siklus hidup terhadap dampak lingkungan.
“Sehingga, metode hemat energi dan material dalam pertambangan dan pengayaan mineral harus terus dikembangkan,” tuturnya.