Belanja online bukanlah hal baru, melainkan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia untuk saat ini. Bahkan, aktivitas belanja online kian meningkat dengan adanya momen angka kembar dengan berbagai diskon dan promo menarik di akhir tahun seperti 10.10, 11.11, dan 12.12 yang dikenal di TikTok sebagai Mega Sales.
Kehadiran kampanye TikTok Mega Sales kian personal dengan hadirnya platform berbagi video singkat TikTok yang menjadi pionir dalam mempopulerkan shoppertainment, yaitu perdagangan berbasis konten yang mengutamakan hiburan dan edukasi, sekaligus mengintegrasikan konten dan komunitas untuk menciptakan pengalaman belanja yang imersif atau menyeluruh. Pendekatan ini menciptakan cara yang menarik bagi brand untuk mengubah interaksi mereka dengan konsumen melalui format “video-first, sound-on”.
BACA JUGA: Kolaborasi Strategis TikTok dan Kominfo dalam Memerangi Hoaks
Alhasil, pemanfaatan yang mengedepankan konsep shoppertainment, seperti TikTok banyak digunakan para brand atau perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Sitaresti Astarini, Head of Business Marketing TikTok Indonesia mengatakan perilaku belanja konsumen kini mengalami perubahan yang cukup besar. Hal ini juga berangkat dari dinamika gaya hidup yang dipengaruhi teknologi informasi yang berkembang sangat cepat.
Berdasarkan riset TikTok bersama Accenture, ada tiga perubahan besar perilaku konsumen yang memengaruhi tren belanja online secara menyeluruh. Pertama, 80% konsumen membuat keputusan secara intuitif bukan sekadar impulsif.
BACA JUGA: TikTok One Bantu Pemasar Bikin Konten Marketing di Media Sosial
Sitaresti berpendapat konsumen ingin melihat banyak konten dalam satu platform dan menjadi pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Kedua, 89% dari konsumen melakukan observasi lewat browsing sampai akhirnya berbelanja.
“Mereka suka browsing sambil buying. Ya, sambil nyambi. Kalu biasanya kita suka cuci mata ke mal, jalan-jalan gitu ya. Sekarang cuci matanya tinggal buka ponsel, buka sosial atau entertainment platform,” ujarnya.
BACA JUGA: Jelang Mega Sales, TikTok Kenalkan 4 Persona Konsumen
Ketiga, 60% konsumen menginginkan kebebasan untuk berinteraksi dan menerima konten yang direkomendasikan atau yang mereka suka. Tiga perubahan perilaku konsumen ini dipengaruhi cukup besar dari konten yang mereka konsumsi.
Pergeseran perilaku konsumen ini mencerminkan munculnya audiens commerce yang didorong konten, yang mana platform, seperti TikTok memainkan peran terdepan.
TikTok Mega Sales 2024
Para brand dan perusahaan diperkirakan mendulang peningkatan penjualan jika memanfaatkan kampanye TikTok Mega Sales 2024. Studi TikTok bersama Kantar yang melibatkan 4.500 pengguna TikTok dan pengguna non-TikTok di Asia Tenggara menunjukkan bahwa 90% pengguna TikTok di Indonesia memutuskan untuk berbelanja selama periode Mega Sales 2023.
Dari aktivitas tersebut, brand di Indonesia mencatat kenaikan konversi penjualan 2,5 kali lipat selama periode Juni-Desember 2023. Dengan pola semacam ini, pertumbuhan penjualan ditaksir jauh lebih besar lagi untuk Mega Sales 2024.
Studi juga menunjukkan bahwa penjual di ShopTokopedia yang menjalankan kampanye full-funnel rata-rata mengalami peningkatan volume penjualan (GMV) sebesar 1,8 kali lipat dibandingkan dengan yang tidak melakukannya. Oleh karena itu, strategi yang tepat diperlukan untuk memaksimalkan potensi platform TikTok dalam Mega Sales 2024.
Di tengah kompetisi yang semakin ketat, brand Anda membutuhkan strategi yang tepat agar menonjol di TikTok Mega Sales 2024. Strategi Persona, Assortment, Content, dan Empowerment (PACE) akan memandu brand Anda dalam menyongsong kampanye ini.
Persona
Pada fase early sales atau sebelum kampanye, yang berlangsung 1-2 minggu sebelum Mega Sales, brand harus fokus pada pemahaman konsumen yang ditargetkan. Hal ini mencakup dalam mendefinisikan karakteristik demografis dan minat konsumen sehingga kampanye yang dijalankan dapat lebih tepat sasaran. Brand juga dapat melakukan survei atau analisis data untuk mengidentifikasi preferensi konsumen dan menyesuaikan pesan yang ingin disampaikan. Di fase ini, penting juga untuk membangun awareness dan engagement melalui kampanye yang berulang dan menarik perhatian.
Saat memasuki fase official sales atau momen puncak Mega Sales tersebut, brand perlu beralih fokusnya untuk menyasar kembali audiens yang telah terlibat selama fase awal. Brand perlu memanfaatkan data dari interaksi sebelumnya untuk menarik kembali perhatian audiens ini dan mendorong mereka untuk melakukan pembelian, yang dapat dilakukan dengan menampilkan produk yang telah mereka lihat atau yang relevan dengan minat mereka.
Assortment
Untuk assortment, di fase awal, brand harus melakukan kurasi produk yang paling sesuai dengan minat target audiens, termasuk memastikan bahwa produk yang ditawarkan adalah yang sedang tren dan relevan dengan kebutuhan audiens. Brand juga harus mendaftar di channel khusus, seperti Flash Sale atau Brand Channel di TikTok untuk menarik perhatian lebih awal.
Selain itu, mempersiapkan produk baru (SKU) dan mengoptimalkan desain store brand menjadi kunci untuk menciptakan pengalaman belanja yang menarik.
Selama fase menuju Mega Sales, penting untuk menjaga daya saing harga dan memantau ketersediaan stok produk. Brand perlu memastikan bahwa semua produk yang ditawarkan mudah diakses dan dioptimalkan untuk pengalaman belanja yang mulus.
Content
Aspek content juga krusial selama Mega Sales. Di awal, brand harus mempersiapkan strategi konten yang menarik, seperti video promosi dan kolaborasi dengan konten kreator untuk meningkatkan jangkauan dan engagement brand.
Menuju momen Mega Sales berlangsung, brand harus fokus pada pembuatan konten yang interaktif, seperti live streaming dan video singkat yang dapat meningkatkan keterlibatan dengan audiens. Konten ini harus dirancang untuk menarik perhatian konsumen dan mendorong mereka untuk berinteraksi dengan brand, sehingga meningkatkan kemungkinan konversi penjualan.
Empowerment
Terakhir, untuk empowerment, pada fase early sales, brand harus memanfaatkan semua alat dan fitur yang tersedia di TikTok untuk memperkuat kehadiran mereka. Ini termasuk menjalankan iklan dan membangun interaksi dengan pengikut dan bisa juga untuk mendaftarkan brand untuk program-program promosi di ShopTokopedia agar lebih dikenal oleh audiens.
Setelah persiapan, brand harus melanjutkan penggunaan iklan dan strategi promosi untuk mendorong penjualan. Ini termasuk menawarkan voucher atau diskon, serta berpartisipasi dalam event belanja yang dapat meningkatkan visibilitas dan daya tarik produk.
Setelah menerapkan strategi di atas, penting untuk terus melakukan tes dan pembelajaran dari jauh-jauh hari agar mendapatkan hasil terbaik sebelum TikTok Mega Sales 2024 tiba. Dengan mengaplikasikan berbagai strategi TikTok secara efektif dalam menyambut Mega Sales, brand dan perusahaan dapat mengoptimalkan peluang besar ini untuk mendorong penjualan. Selengkapnya, dapat Anda simak di sini.
Editor: Ranto Rajagukguk