Tingkatkan Pengembangan Produk, NOBI Raih Pendanaan Rp 57,1 Miliar
Platform manajemen aset kripto, NOBI, berhasil meraih pendanaan sebesar US$ 4 juta atau setara Rp 57,1 miliar (kurs Rp 14.299 per US$). Suntikan modal ini rencananya akan digunakan perusahaan untuk pengembangan produk dan perluasan tim.
Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) NOBI Lawrence Samantha mengatakan, investasi tahap awal (seed funding) dipimpin oleh AC Ventures dan diikuti beberapa pemodal seperti Appworks, Skystar Capital, Cakra Ventures, Global Founders Capital (GFC). Sejumlah angel investor, termasuk pendiri Modalku, Reynold Wijaya turut serta dalam pendanaan ini. Adapun dana segar ini akan digunakan oleh NOBI untuk lebih meningkatkan produk di antaranya mengembangkan utilitas Honest Token (HNST).
“Ini adalah langkah besar bagi kami. AC Ventures bersama dengan investor kami yang lain memiliki pengalaman mendalam yang tak tertandingi dalam dunia financial technology (fintech), investasi, dan kripto. Putaran investasi ini menunjukkan kepercayaan dan komitmen mereka terhadap apa yang dapat kami lakukan untuk membuat perbedaan saat ruang kripto dan keuangan mulai bergabung,” kata Lawrence melalui keterangannya, Kamis (17/2/2022).
Sebagai perusahaan jasa keuangan untuk para investor pasar kripto, NOBI bertujuan membantu para investor kasual untuk memperoleh aset kripto mereka dengan menyediakan layanan, seperti staking, savings, dan trading strategy. Layanan yang diberikan perusahaan memungkinkan para klien untuk memperoleh yield yang menarik saat memiliki Bitcoin, Ethereum, dan aset kripto teratas lain.
Lawrence menyebut NOBI tengah berfokus untuk membantu para investor kasual yang ingin mendiversifikasi aset mereka ke kripto dan non-trader yang tidak memiliki waktu untuk mengelola aset mereka secara aktif, tanpa biaya, dan dengan cara yang mudah. Dia bilang model bisnis tersebut diambil mempertimbangkan potensi pasar yang begitu besar.
Berdasarkan penuturannya, dengan total populasi 274 juta orang, Indonesia menyumbang lebih dari 45% total populasi di Asia Tenggara (ASEAN). Negara ini diperkirakan memiliki 66% populasi underbanked/unbanked yang merupakan peluang besar untuk sektor yang bergerak di layanan keuangan digital. Ukuran pasar yang begitu besar ini menjadikan Indonesia ditetapkan sebagai pasar yang penting bagi pengembangan aset kripto.
Tak hanya itu, menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor kripto tumbuh dua kali lebih cepat dari investor saham pada 2021 mencapai 11,2 juta orang meskipun terjadi fluktuasi harga kripto. Hal ini menandai dimulainya era emas dalam bisnis kripto. Selain itu, nilai transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia sepanjang 2021 mencapai Rp 859,4 triliun.
“Jika dibandingkan dengan 2020, terdapat peningkatan nilai transaksi sebesar 1,222%. Berdasarkan data statistik ini, terbukti jika aset kripto telah menjadi salah satu kategori investasi paling dicari di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Founder dan Managing Partner AC Ventures Michael Soerijadji mengungkapkan, ketertarikannya berinvestasi pada NOBI lantaran tren global atas aset kripto yang terus meroket. Dia bilang secara keseluruhan domestic trading volume aset kripto naik lebih dari 10 kali lipat pada tahun 2021.
Besarnya potensi tercermin dari nilai yang dihasilkan industri ini pada tahun lalu yang mencapai US$ 60 miliar. Dikombinasikan dengan 11 juta pemain membuat aset kripto jadi bisnis yang sangat menjajikan di masa depan.
“NOBI menyediakan berbagai layanan untuk investor, mulai dari trading, fund investment, serta staking, yang memungkinkan koin Anda (investor) menghasilkan bunga. Platform NOBI yang ramah pengguna dan intuitif memudahkan pengguna untuk mulai berinvestasi dalam mata uang kripto,” tuturnya.
Editor: Eko Adiwaluyo