Tips dari Dokter untuk Mengatasi Kelelahan saat Mudik Lebaran

kelelahan saat mudik
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Mudik menjelang Lebaran sudah menjadi tradisi tahunan di Indonesia. Namun, perjalanan jauh sering menimbulkan tantangan tersendiri, seperti kelelahan dan jetlag, terutama bagi yang bepergian melintasi zona waktu berbeda.

Jika tidak diantisipasi, kondisi ini bisa berdampak buruk pada kesehatan, seperti stres oksidatif, penuaan sel lebih cepat, hingga menurunnya daya tahan tubuh. Menurut Samuel Stemi, dosen Fakultas Kedokteran IPB University, ada beberapa faktor penyebab kelelahan saat mudik.

Salah satunya adalah kurang tidur. Persiapan mudik yang dilakukan dalam waktu singkat sering kali membuat seseorang kurang tidur, sehingga tubuh berada dalam kondisi kurang optimal saat perjalanan.

“Sebaiknya, persiapan mudik dicicil setidaknya sejak seminggu sebelum perjalanan agar tubuh tetap bugar,” saran Samuel, dikutip dari ipb.ac.id, Sabtu (22/3/2025).

BACA JUGA: Belajar dari Adolescence, Ini Pentingnya Digital Detox bagi Remaja

Praktisi anti-aging medicine ini juga menyebut perjalanan yang panjang sebagai faktor penyebab kelelahan saat mudik. Menurutnya, duduk terlalu lama dalam perjalanan bisa menyebabkan otot tegang dan sirkulasi darah kurang lancar, bahkan meningkatkan risiko penggumpalan darah.

Untuk memperlancar aliran darah, Samuel merekomendasikan agar tetap melakukan gerakan kecil seperti menggerakkan pergelangan kaki, memutar bahu, atau kontraksi otot ringan. Hal ini bisa dilakukan saat beristirahat di rest area.

“Dehidrasi juga bisa menyebabkan tubuh cepat lelah dan menimbulkan sakit kepala. Pastikan minum air putih minimal delapan gelas sehari, baik sebelum maupun selama perjalanan,” imbuh Samuel.

Ia menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan tinggi gula atau lemak, sebab bisa menyebabkan lonjakan energi yang cepat diikuti oleh kelelahan. Sebaiknya, pilihlah karbohidrat kompleks seperti oatmeal, ubi rebus, kentang, serta protein berkualitas seperti telur rebus.

BACA JUGA: Tips Penting dalam Mengatur Pola Tidur selama Ramadan

Samuel menambahkan bahwa kemacetan dan kepadatan transportasi umum bisa memicu stres. Untuk itu, pilih transportasi yang nyaman dan terpercaya, serta gunakan pakaian yang longgar agar tidak menghambat pernapasan.

Sementara itu, bagi pemudik yang melakukan perjalanan lintas zona waktu, jetlag bisa menjadi tantangan. Hal ini terjadi karena perubahan ritme tubuh akibat perbedaan waktu yang signifikan.

Untuk mengatasinya, Samuel menyarankan agar mengonsumsi makanan yang kaya melatonin, seperti salmon, buah ceri, pisang, dan kacang almond. Jika perlu, konsumsi suplemen melatonin dalam dosis rendah (1-3 mg) menjelang jam tidur di zona waktu tujuan.

“Selain itu, latihan pernapasan diafragma juga dapat membantu tubuh lebih cepat beradaptasi. Teknik 4-7-8 (tarik napas 4 detik, tahan 7 detik, buang perlahan 8 detik) terbukti efektif meningkatkan kualitas tidur dan membantu adaptasi tubuh terhadap zona waktu baru,” jelasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS