Masa “golden age” atau usia emas anak-anak, yaitu antara usia 0-5 tahun, adalah periode kritis yang menentukan masa depan mereka. Pada periode ini, 95% pertumbuhan otak anak terjadi.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak-anak mereka tumbuh dan berkembang dengan baik selama masa ini. dr. Melia Yunita, MSc, SpA, Dokter Anak menyampaikan pertumbuhan anak dapat diukur secara kuantitatif melalui angka seperti berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala.
Sebaliknya, perkembangan anak adalah aspek kualitatif yang melibatkan kemampuan motorik dan kognitif. Seorang anak yang awalnya hanya bisa berbaring akan belajar untuk duduk, merangkak, dan berjalan seiring berjalannya waktu.
Dalam pertumbuhan anak, nutrisi memainkan peran penting. Ada dua jenis nutrisi yang harus diperhatikan, yakni makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien meliputi karbohidrat, protein, dan lemak, yang semuanya diperlukan sebagai sumber energi dan untuk proses metabolisme.
BACA JUGA: Praktisi Anak Ungkap Disconnected Jadi Masalah Parenting Masa Kini
“Mikronutrien termasuk vitamin dan mineral yang penting untuk kesehatan dan perkembangan tubuh. Contohnya, kalsium penting untuk pertumbuhan tulang, sementara vitamin A, B, dan lainnya mendukung berbagai fungsi tubuh,” kata dia dalam acara Explore Wonderland yang diselenggarakan pada Jumat (12/7/2024).
Sementara itu, stimulasi sangat penting untuk perkembangan anak. Aspek perkembangan yang perlu diperhatikan meliputi motorik kasar, yaitu kemampuan anak untuk melakukan gerakan besar seperti berjalan dan berlari.
Lalu, motorik halus, yakni kemampuan anak untuk melakukan gerakan kecil, seperti memegang pensil, menggambar, dan mewarnai. Aspek lainnya, yakni bicara dan Bahasa atau kemampuan anak untuk berkomunikasi dan memahami bahasa.
Terakhir, personal sosial, kemampuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain, berbagi, dan tidak egois.
BACA JUGA: Sulli Akui Hidupnya ‘Disetir’ sang Ibu, Pertanda Helicopter Parenting?
Untuk menstimulasi anak, permainan adalah salah satu cara terbaik. Melalui permainan, anak-anak belajar tentang antrean, bekerja sama dengan teman, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka.
Contoh sederhana adalah mengajari anak untuk antre dan berinteraksi dengan anak lain saat bermain di taman bermain.
“Bermain tidak hanya meningkatkan kemampuan fisik dan sosial anak, tetapi juga membantu dalam perkembangan kognitif mereka. Anak-anak yang sering berinteraksi dengan teman-temannya akan lebih mudah belajar berbagi dan berkomunikasi, yang sangat penting untuk perkembangan sosial mereka,” tutur dr. Melia.
Editor: Ranto Rajagukguk