Sido Muncul punya cara yang cukup efektif dalam membuat program Corporate Social Responsibility (CSR). Beberapa CSR mereka pun kerap dijadikan rujukan bagi perusahaan lain, baik di dalam industri yang sama maupun tidak. Misalnya, pada CSR pertama mereka yang mengajak para penjual jamu untuk mudik lebaran gratis.
CSR ini dimulai pada 1991 ketika Sido Muncul ingin memberikan penghargaan kepada para pedagang jamu. Sampai tahun kemarin, Sido Muncul telah menggelar 28 kali mudik gratis dan mengajak sekitar 332 ribu pemudik. CSR ini pun banyak ditiru dan jadi pembicaraan banyak pihak. Lalu bagaimana membuat CSR yang akan terdengan gaungnya?
Pertama, menurut Maria R. Hidayat, Wakil Direktur Pemasaran Sido Muncul, merek harus membuat CSR yang terfokus pada satu tema. Tujuannya, agar pesan yang ingin disampaikan lebih mengena. Tentu, tema yang dipilih harus menyesuaikan target audiens dari merek tersebut.
Kedua, program CSR yang dibuat sebisa mungkin konsisten dilakukan setiap tahunnya. Misalnya, membangun sektor pendidikan dari tahun ke tahun. Tujuannya, terlihat dan dibicarakan oleh orang banyak
Ketiga, jangan membuat CSR yang terlalu menyebar atau meluas temanya karena kemungkinan orang untuk ingat akan kecil.
Keempat, perhatikan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini, bisa ditonjolkan pada program yang dibuat. Pilih salah satu antara merek atau nama perusahaan yang ingin diangkat namanya.
Kelima, konsisten dan lakukan pengukuran. Meski CSR harus dilakukan secara konsisten, namun jangan takut untuk mengganti strateginya ketika tidak membuahkan hasil.
Seperti yang dialami oleh Sido Muncul ketika menggelar Sido Muncul Award untuk orang-orang yang berjasa di bidang kemanusiaan. Ternyata, proses yang harus dilalui untuk membuat program ini terlalu panjang dan tidak menghasilkan dari apa yang dituju. Gaungnya pun kurang hingga Sido Muncul tidak melanjutkan ajang ini.
Editor: Sigit Kurniawan