Tips Menolak Permintaan Tanpa Rasa Bersalah untuk People Pleaser

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Sebagai seorang people pleaser, menolak permintaan orang lain seolah terasa berat. Perasaan ingin selalu membantu, takut mengecewakan, atau khawatir memicu konflik menjadi alasan utama banyak orang sulit mengatakan “tidak.”

Padahal, kebiasaan itu bisa berdampak negatif pada kesehatan mental, memicu kelelahan, dan menimbulkan rasa kesal terhadap diri sendiri maupun orang lain. Jika Anda kesulitan menolak permintaan, berikut panduannya yang dirangkum dari Verywell Mind:

Pahami Alasan Sulit Menolak

Seorang Licensed Clinical Social Worker (LCS) Jessica Hunt menyebut people-pleasing kerap berakar pada kebutuhan akan validasi dan rasa aman. Untuk itu, seorang people pleaser perlu memahami bahwa mengatakan “tidak” bukan berarti Anda egois atau tidak peduli.

Alih-alih mengiakan semua permintaan orang lain, seorang people pleaser perlu menetapkan batasan sebagai bentuk penghormatan terhadap diri sendiri.

BACA JUGA: Cara Skrining Kesehatan Jiwa lewat Aplikasi SATUSEHAT Mobile

Gunakan Teknik “Pause” sebelum Memberi Jawaban

Seorang people pleaser sering refleks mengatakan “ya” tanpa berpikir. Hunt menyarankan untuk berhenti sejenak sebelum menjawab permintaan.

Tanyakan pada diri sendiri, apakah ini sesuatu yang benar-benar ingin Anda lakukan? Jika tidak, Anda punya hak untuk menolak.

Bedakan Empati dan People-Pleasing

Seorang advokat empati, Maria Ross menegaskan people-pleasing bukanlah bentuk empati. Empati berarti Anda bisa tetap peduli sambil menetapkan batasan, sehingga Anda tidak perlu mengorbankan diri sendiri untuk membantu orang lain.

People-pleasing biasanya berasal dari rasa takut atau kebutuhan untuk diterima, bukan dari keinginan tulus untuk memahami perspektif orang lain,” ujar Ross.

Belajar Mengatakan “Tidak” dengan Sopan

Menolak permintaan tidak berarti harus kasar. Anda bisa tetap menghargai perasaan orang lain dengan cara yang sopan dan jelas. Salah satu contoh respons yang bisa digunakan, “Terima kasih sudah menghubungi saya, tetapi saat ini saya sedang tidak memiliki waktu luang.”

Frasa seperti ini menunjukkan bahwa Anda menghargai orang tersebut, tetapi tetap memprioritaskan kebutuhan Anda sendiri.

BACA JUGA: Bolehkah Orang Tua Menekan Anak untuk Belajar? Ini Kata Psikiater

Latih Diri untuk Mengatasi Rasa Bersalah

Sebagai people-pleaser, rasa bersalah memang sering muncul setelah menolak permintaan. Namun, menurut Hunt, perasaan ini biasanya bersifat sementara, jadi Anda tak perlu memikirkannya dan mulailah terbiasa.

“Dengan latihan, Anda akan mulai menyadari bahwa menetapkan batasan adalah tentang menghormati diri sendiri, bukan tentang tidak menghormati orang lain,” katanya.

Fokus pada Dampak Positif

Alih-alih memikirkan rasa bersalah usai menolak permintaan orang lain, sebaiknya Anda fokus saja pada dampak positif dari keputusan tersebut. Tak sedikit yang merasa lebih energik, fokus, dan dapat menikmati waktu luangnya tanpa rasa stres usai menetapkan batasan.

Praktikkan Self-Care

Ross mengingatkan bahwa menjaga diri sendiri adalah kunci. Pastikan Anda meluangkan waktu untuk aktivitas yang mengisi energi, seperti olahraga, meditasi, atau sekadar menonton acara favorit.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS