Tips Pemasaran Jitu Untuk Dekati Gen Alpha, Si Mini Millenials

marketeers article
Sumber: 123RF

Jika istilah-istilah seperti “skibiddi,” “sigma,” “mewing,” dan “rizz” terdengar asing bagi Anda, mungkin Anda bukan dari Generasi Alpha (Gen Alpha). Untuk generasi muda ini, istilah-istilah tersebut sudah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari mereka—sebuah bahasa yang mungkin membingungkan generasi sebelumnya namun penting untuk dipahami, terutama bagi merek-merek yang ingin menarik perhatian mereka.

Lahir antara 2010 hingga 2024, Gen Alpha, atau sering disebut “mini millennials,” adalah generasi yang sepenuhnya hidup di dunia digital. Bagi mereka, teknologi adalah bagian alami dari kehidupan sejak usia dini, dan banyak yang sudah terpapar pada smartphone dan tablet bahkan sebelum bisa membaca.

Tak sedikit juga dari mereka yang sudah memiliki akun media sosial dan terinspirasi oleh influencer-influencer favorit mereka. Generasi ini memiliki perilaku dan preferensi yang berbeda dengan generasi sebelumnya, bahkan dari orang tua mereka, Generasi Millennial.

Mereka mungkin masih anak-anak atau pra-remaja, namun pengaruh mereka terhadap keputusan pembelian keluarga cukup signifikan.

BACA JUGA: Menengok Kenangan Keluarga Lintas Generasi dalam Satu Rumah di Film Here

Dengan proyeksi populasi lebih dari 2 miliar pada 2025, potensi daya beli Gen Alpha kelak akan menjadi luar biasa, bahkan mencapai triliunan dalam dekade mendatang. Merek-merek yang ingin membangun hubungan sejak dini harus memahami bahwa generasi ini memiliki ekspektasi dan kebutuhan berbeda dalam konsumsi konten serta produk.

Memasarkan kepada Generasi Alpha membutuhkan pendekatan kreatif dan relevan. Melansir Forbes, berikut beberapa tips penting yang bisa diterapkan pemasar untuk menjangkau mereka:

Ketertarikan Tinggi terhadap Konten Visual

Gen Alpha lebih tertarik pada konten visual yang dinamis dan interaktif. Mereka tidak akan tertarik pada iklan tradisional, melainkan pada video dan pengalaman imersif yang mengundang mereka untuk berpartisipasi.

Ambil contoh kasus IKEA yang menciptakan pengalaman virtual di platform game Roblox, yang mana Gen Alpha bisa mengeksplorasi produk dalam dunia permainan yang seru dan relevan dengan dunia mereka.

Menjunjung Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial

Gen Alpha sangat peka terhadap autentisitas. Mereka lebih menghargai merek yang jujur dan autentik. Keberlanjutan dan tanggung jawab sosial, misalnya, adalah nilai yang sangat mereka junjung, lantaran mereka hidup di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang perubahan iklim dan isu global lainnya.

BACA JUGA: Citra Pariwara 37, Panggung Generasi Baru Periklanan Unjuk Kreativitas

Kesadaran sosial ini membuat mereka lebih memilih merek yang punya kepedulian terhadap lingkungan dan secara aktif berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan mengangkat inisiatif keberlanjutan dalam produk dan kampanye mereka, merek dapat meraih hati dan pikiran generasi ini yang makin peduli terhadap dampak dari produk yang mereka konsumsi.

Influencer sebagai Inspirasi Utama

Gen Alpha sangat dipengaruhi oleh influencer, terutama di platform, seperti TikTok dan YouTube, yang mana banyak dari mereka menghabiskan waktunya untuk bereksplorasi. Merek bisa bekerja sama dengan influencer yang relevan untuk menjangkau mereka.

Merek bisa memanfaatkan gamifikasi, atau penggunaan elemen permainan dalam pemasaran, yang juga daya tarik besar bagi Gen Alpha yang sangat terbiasa dengan konten interaktif. Misalnya, mini-game yang bisa dimainkan di media sosial dengan melibatkan influencer bisa menarik perhatian dan mendorong keterlibatan mereka.

Suka Terlibat

Gen Alpha bukan hanya konsumen yang pasif, mereka ingin terlibat dalam dunia merek yang mereka suka. Mereka ingin memiliki kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas mereka, baik itu melalui konten yang bisa mereka sesuaikan atau media sosial yang memungkinkan interaksi langsung.

Merek yang menyediakan platform bagi Gen Alpha untuk berpartisipasi, misalnya, dengan memungkinkan mereka berkontribusi dalam proyek-proyek kreatif atau bahkan sekadar memberi masukan, akan mendapat tempat spesial di hati mereka.

Kesimpulannya, pemasaran untuk Gen Alpha harus fokus pada konten visual yang menarik, autentisitas yang nyata, kepedulian terhadap keberlanjutan, serta melibatkan mereka sebagai kreator. Dengan menggabungkan strategi-strategi ini, merek dapat menjangkau generasi masa depan ini secara relevan dan efektif.

Mau tau lebih dalam strategi pemasaran yang tepat untuk menjangkau Gen Alpha? Ikuti MarkPlus Conference 2025 yang akan diselenggarakan di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place pada tanggal 5 Desember 2024! Dapatkan tiketnya di sini.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS