Ancaman resesi ekonomi cukup menakutkan bagi banyak orang. Sebab, apabila terjadi akan sangat memengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Hal itu mulai dari langkanya dan naiknya harga barang pokok, hilangnya mata pencaharian akibat adanya potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, dan berbagai risiko menakutkan lainnya. Hingga awal tahun ini, kondisi Indonesia masih berada dalam posisi aman.
Namun demikian, masyarakat masih perlu mempersiapkan diri, tetapi tidak perlu khawatir secara berlebihan. Berikut tips-tips menghadapi ancaman resesi ekonomi dari Sequis.
Pentingnya Memiliki Skala Prioritas
Hal ini bisa dimulai dengan menentukan prioritas utama, khususnya utnuk pengeluaran sehingga cashflow lebih sehat. Ini bisa dilakukan dengan membuat daftar kebutuhan dari yang paling penting terlebih dahulu.
Lalu, dilanjut dengan yang penting namun masih bisa ditunda, yang tidak penting dan bisa ditunda, hingga yang tidak penting dan tidak perlu dipenuhi. Antonius Tan, Head of Sequis Digital Channel mengatakan apabila masyarakat sudah terbiasa membuat skala prioritas kebutuhan, dalam kondisi resesi ataupun tidak, mereka akan terbiasa hidup hemat dan sederhana.
“Belanja berdasarkan prioritas membuat pendapatan Anda tidak akan cepat habis di pertengahan bulan. Malahan, saat akhir bulan, masih ada dana tersisa yang kemudian bisa dialihkan ke dana darurat, investasi, atau asuransi,” kata Antonius.
BACA JUGA: Siasati Resesi, BUMN ini Gunakan Strategi Kolaborasi
Jaga Penghasilan
Fenomena PHK massal mungkin akan terjadi saat resesi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mempertahankan kekuatan finansial.
Hal ini bisa dimulai dengan mencari pekerjaan tambahan untuk menambah penghasilan. Penting untuk memiliki pekerjaan tambahan apabila pekerjaan tetap yang dimiliki tiba-tiba tidak bisa diandalkan.
Belanja Sesuai Kebutuhan
Bijak untuk memilah barang yang harus dibeli. Jika belum butuh dan bisa ditunda, sebaiknya tidak perlu dibelanjakan.
Sebaliknya, apabila hal tersebut merupakan kebutuhan primer, maka harus dipenuhi agar keluarga tidak kekurangan.
Menyiapkan Dana Darurat
Dana darurat merupakan instrumen yang penting dalam keuangan keluarga. Apabila terjadi hal yang tidak diinginkan dan perlu mengeluarkan uang, maka dana darurat ini dapat diandalkan.
Tips menyiapkan dana darurat adalah minimal tiga kali dari pengeluaran bulanan jika belum menikah, dan enam kali pengeluaran rutin tiap bulan apabila sudah berkeluarga.
Memiliki Asuransi Jiwa dan Kesehatan
Banyak orang berpikir asuransi masih dapat ditunda. Namun, risiko sakit bisa datang kapan saja karena berbagai hal, seperti terpapar polusi udara, bahan kimia, daya tahan tubuh yang menurun karena kurang istirahat, virus, bakteri, dan sebagai macamnya.
Memiliki asuransi adalah cara yang bijak untuk melindungi diri dan keluarga agar terhindar dari risiko kerugian secara finansial akibat hal yang tidak terduga dan harus mengeluarkan biaya yang besar, seperti perawatan medis, kecelakaan, atau kematian.
BACA JUGA: Hadapi Resesi Global 2023, Ini Strategi Pemain Industri Telekomunikasi
Investasi
Jika sudah bisa melakukan hal-hal di atas, untuk menghadapi ancaman resesi, alangkah baiknya berinvestasi untuk mengembangkan aset yang sudah ada saat ini. Sebab, nilai aset saat ini belum tentu sama nilainya di tahun-tahun mendatang. Apalagi, inflasi akan selalu ada.
Tipsnya, pilihlah instrumen berisiko rendah dan cenderung aman pada kondisi saat ini. Contohnya, reksa dana pasar uang atau Surat Berharga Negara (SBN).
Editor: Ranto Rajagukguk