Dalam ajang penganugerahan Sapta Pesona, Bandara Soekarno Hatta mendapatkan penghargaan atas kategori Toilet Umum Bersih. Dengan dihadiri oleh perwakilan bandara internasional maupun nasional sebanyak 20 bandara dari 19 provinsi, bandara Soekarno Hatta terbukti telah meningkatkan faktor kesehatan dan kebersihan yang ada di bandara Soekarno Hatta.
Dengan ini, pihak bandara Soekarno Hatta sadar akan pentingnya toilet umum bersih dalam upaya meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global
Data dari World Economic Forum (WEF) khusus Travel and Tourism Competitiveness Report 2015 menyebutkan indeks daya saing pariwisata Indonesia saat ini berada di ranking 50 dari 141 negara. Dilihat dari keunggulannya, pariwisata Indonesia menang dalam aspek price competitiveness, prioritization of travel & tourism, dan natural resources.
Sementara, yang menjadi kelemahan pariwisata Indonesia adalah tourism service infrastructure, health and hygiene, dan environmental sustainability.
“Untuk indeks kesehatan dan kebersihan masih rendah, padahal fasilitas toilet umum bersih di bandara mempunyai peran penting dalam memenangkan persaingan. Dengan begitu, ini menjadi PR kita bersama, termasuk para pengelola bandara nasional dan internasional di tanah air,” ungkap Arief Yahya, Kementerian Pariwisata Indonesia di Jakarta, Kamis (08/10/2015).
Dilihat dari segi ekonomi, pembangunan pariwisata sendiri berkontribusi cukup banyak terhadap angka PDB (Produk Domestik Bruto) nasional yang terus meningkat. Tercatat pada tahun 2014 kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional mencapai angka 9,5%.
“Kami menargetkan peningkatan PDB sekitar 15% pada tahun 2019. Sementara, lapangan kerja yang tercipta oleh pariwisata juga ditargetkan mengalami peningkatan ke angka 13 juta dari yang sekarang hanya sebelas juta tenaga kerja,” tutup Arief Yahya.
Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih yang dikantongi oleh bandara Soekarno Hatta ini atas penilaian dari wakil Asosiasi Toilet Indonesia, Pemerhati Lingkungan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Peneliti Pariwisata, dan Forum Wartawan Pariwisata. (Biro Hukum dan Komunikasi Publik).