Sebagai salah satu bank pelat merah, Bank Mandiri (BMRI) konsisten membidik penyaluran kredit infrastruktur untuk mempercepat pemerataan ekonomi di Tanah Air. Sepanjang 2023, kredit infrastrukutur yang disalurkan perusahaan pun mengalami pertumbuhan signifikan.
Susana Indah Kris Indriati, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri mengatakan capaian ini selaras dengan langkah pemerintah untuk mencapai visi Indonesia 2045 yang salah satunya difokuskan untuk memenuhi prasarana dasar, mendorong konektivitas dan pemerataan antarwilayah. Hasilnya, perusahaan menyalurkan kredit infrastruktur sesuai dengan klasifikasi dalam Peraturan Presiden (Perpers) 38 Tahun 2015 sebesar Rp 301,77 triliun hingga akhir 2023.
“Nilai tersebut tumbuh 15,95% year on year dari posisi 2022 sebesar Rp 260,25 triliun. Pertumbuhan signifikan ini diharapkan ikut berperan langsung dalam pertumbuhan infrastruktur di Indonesia,” kata Susana Indah Kris Indriati dikutip dari website Bank Mandiri, Senin (19/2/2024).
BACA JUGA: Layanan Unggul, BMRI Raih Penghargaan dari Alpha Southeast Asia
Pembiayaan tersebut disalurkan ke berbagai subsektor, seperti jalan, transportasi, migas dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat dan fasilitas kota, hingga konstruksi. Kredit ini termasuk untuk pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Ini merupakan bentuk komitmen kami untuk terus konsisten menjadi salah satu pendukung penguatan infrastruktur Tanah Air di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN,” kata dia,
Ia menekankan penyaluran kredit infrastruktur BMRI paling banyak disalurkan untuk subsektor transportasi yang melonjak 24,79% menjadi Rp 78,29 triliun pada penghujung 2023. Lalu, kredit untuk sub ektor tenaga listrik mengalami peningkatan 18,34% menjadi Rp 51,50 triliun.
BACA JUGA: Dorong Infrastruktur, BMRI Berikan Kredit untuk Subkontraktor Jasamarga
Kemudian, untuk subsektor telematika naik 13,41% menjadi Rp 28,0 triliun pada 2023. Juga kucuran kredit infrastruktur untuk sektor migas dan energi terbarukan tumbuh 30,33% menjadi Rp 27,74 triliun.
Ia menilai peluang sektor infrastruktur akan terus meningkat ke depannya. Mengingat, berdasarkan tim riset BMRI, belanja infrastruktur bakal meningkat pada APBN 2024 sebesar Rp 423,4 triliun atau naik 6% dari outlook APBN 2023 yang sebesar Rp 399,6 triliun.
Ini membuktikan pembangunan infrastruktur masih dibutuhkan sebagai salah satu mesin pencetak perekonomian yang berkelanjutan kedepannya.
“Oleh sebab itu, BMRI akan konsisten mendukung pembiayaan infrastruktur dari hulu ke hilir dengan expertise yang relatif komplit dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian,” ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk