Toyota, perusahaan otomotif asal Jepang mencatatkan kenaikan saham 5%, Selasa (13/6/2023), setelah mengumumkan akan memperkenalkan jajaran lengkap mobil listrik berbasis baterainya. Mobil listrik ini akan menggunakan baterai “next generation” mulai tahun 2026.
“Dilansir dari CNBC, Selasa (13/6/2023), kendaraan-kendaraan ini dikembangkan dan diproduksi oleh unit baru yang disebut BEV Factory, yang didirikan pada bulan Mei. Takero Kato, presiden BEV Factory mengatakan Toyota menargetkan jarak tempuh 1.000 kilometer (620 mil) untuk keadaan listriknya tersebut.
Pabrik BEV bertujuan untuk memproduksi sekitar 1,7 juta kendaraan pada tahun 2030. Sebagai perbandingan, Tesla Model 3 memiliki jangkauan sekitar 430 kilometer, sementara model dengan jangkauan jauh sekitar 570 kilometer.
BACA JUGA: Harga di Atas Rp 300 Jutaan, Ini Wajah Toyota All New Yaris Cross
Toyota menargetkan bisa menjual 1,5 juta kendaraan listrik setiap tahun pada 2026. Untuk tahun 2030, perusahaan memprediksi penjualan sebanyak 3,5 juta unit.
Perusahaan ini juga tengah mengembangkan metode untuk memproduksi secara massal baterai solid-state kendaraan listrik dan bertujuan mengomersialisasikannya pada tahun 2027 hingga 2028. Toyota memastikan adanya peningkatan 20% dalam jarak jelajah untuk baterai all-solid-state dibandingkan dengan baterai umumnya saat ini.
Hal ini sejalan dengan model spesifikasi lebih tinggi yang tengah dalam penelitian dan pengembangan. Model ini bertujuan untuk meningkatkan jangkauan jelajah sebesar 50% dibandingkan dengan produk saat ini.
BACA JUGA: Tim Balap Toyota Jadi Wakil Pertama Indonesia di GTWCA 2023
Hal terpenting, Toyota telah menemukan terobosan teknologi yang mengatasi tantangan daya tahan baterai pada semua baterai solid-state. Hal itu membuat perusahaan meninjau pengenalan ke kendaraan listrik hybrid listrik (HEV) konvensional dan mempercepat pengembangannya sebagai baterai untuk BEV.
HEV merujuk pada kendaraan listrik hibrida, yaitu kendaraan yang ditenagai oleh mesin pembakaran konvensional yang dikombinasikan dengan satu atau lebih motor listrik. Hal ini dapat menjadi tanda pergeseran yang berkelanjutan dalam strategi mobil listrik perusahaan di bawah CEO baru Koji Sato, yang mengambil alih jabatan tersebut pada bulan April.
“Perusahaan akan mempercepat pengembangan kendaraan listrik baterai dengan pendekatan yang berbeda dari sebelumnya,” kata Sato pada Februari lalu.
Di bawah CEO sebelumnya, Akio Toyoda, Toyota mendapat kritik karena pendekatannya yang lambat terhadap mobil listrik. Toyoda tetap memegang keyakinan bahwa kendaraan listrik baterai adalah salah satu solusi, bukan solusi utama untuk mencapai tujuan perusahaan menjadi netral karbon.
Strategi ini berlanjut bahkan hingga akhir tahun 2023, saat Toyota memperkenalkan model Prius hybrid baru. Pejabat Toyota berargumen kendaraan listrik baterai tidak diadopsi secepat yang dibayangkan pesaing.
Di sisi lain, perusahaan beralasan hambatan utama produksi mobil listrik karena pasar yang belum cukup matang.
Editor: Ranto Rajagukguk