Toyota Motor, perusahaan otomotif asal Jepang tengah melobi pemerintah India untuk mengurangi pajak kendaraan hybrid sebanyak 20% dari saat ini. Mobil hybrid dinilai jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan mobil bensin sebagai bahan bakar utama.
Dilansir dari Reuters, Senin (23/10/2023), produsen mobil terbesar di dunia ini berencana untuk memperluas kapasitas produksi demi memenuhi lonjakan permintaan mobil hybrid di India. Namun, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi kini lebih fokus untuk mendorong penjualan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Bahkan, pemerintah India menawarkan insentif jutaan dolar Amerika Serikat (AS) kepada perusahaan-perusahaan yang membangun pabrik EV dan baterai. India mengenakan pajak EV hanya sebesar 5%, sementara untuk mobil hybrid mencapai 43%, sedikit di bawah mobil bensin, yaitu 48%.
BACA JUGA: Toyota Akan Perkenalkan Mobil Electric Double Cabin di Tokyo Auto Show
Toyota berpendapat perbedaan pajak 5% antara mobil hybrid dan bensin tidak sebanding dengan pengurangan emisi dan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan oleh mobil hybrid. Menurut surat Kepala Toyota India Vikram Gulati, selisih pajak antara mobil bensin dan hybrid seharusnya 11% dan 14% untuk flex-hybrids.
Hal ini setara dengan tarif pajak sebesar 37% untuk kendaraan hybrid dan 34% flex-hybrids, dengan potongan masing-masing sebesar 14% dan 21%.
“Dengan hormat, kami ingin meminta dukungan kebijakan yang sebanding,” tulis Gulati dalam surat yang dikirim pada 20 September.
BACA JUGA: Toyota Kembangkan Mobil Listrik dalam Format Kendaraan Pick Up
Toyota, yang mempopulerkan teknologi hybrid di Prius telah menghadapi kritik dari para investor dan kelompok-kelompok lingkungan atas dukungannya terhadap kendaraan hybrid. Namun, perusahaan menilai kendaraan hybrid masih lebih cocok untuk pasar yang infrastruktur kendaraan listriknya belum siap.
Perusahaan-perusahaan otomotif India, seperti Tata Motors dan Mahindra & Mahindra mendukung EV. Sementara itu, Toyota dan Honda ingin mendapat dukungan untuk kendaraan hybrid.
Toyota telah mulai mengembangkan EV sambil tetap mendukung kendaraan berbahan bakar hidrogen dan menilai diperlukan pendekatan yang lebih beragam untuk mengatasi krisis iklim.
“Struktur pajak India dan penggunaan komponen yang umumnya lebih mahal, termasuk bensin dan bagian elektrifikasi, seperti baterai dan motor membuat produksi kendaraan hybrid menjadi 30%-50% lebih mahal ketimbang mobil bensin,” tulis Toyota dalam suratnya.
Dalam surat itu, Toyota juga meminta India mengikutsertakan kendaraan hybrid dalam program insentif pemerintah yang memberikan diskon kepada pembeli, yang mana hanya tersedia untuk EV.
Editor: Ranto Rajagukguk