Transaksi Pesan Antar Makanan Tembus US$ 15,5 Miliar pada Tahun 2021
Perusahaan riset asal Singapura, Momentum Works melaporkan sepanjang tahun 2021 industri pesan-antar makanan atau food delivery di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) tumbuh 30% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Perseroan memperkirakan nilai transaksinya mencapai US$ 15,5 miliar atau setara Rp 223,7 triliun (kurs Rp 14.433 pers US$).
Chief Executive Officer (CEO) Momentum Works Jianggan Li mengatakan, nilai tersebut merupakan gross merchandise value (GMV) atau nilai total barang dagangan yang dilakukan oleh beberapa pemain seperti melalui Grab, Foodpanda, GoJek, Deliveroo, LINEMAN, Baemin, ShopeeFood, RobinHood, dan Makanan AirAsia. Nilai tersebut termasuk semua pesanan dilakukan, termasuk gagal, dibatalkan, dan pesanan dikembalikan.
“Industri food delivery di ASEAN terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Dimulai dari tahun 2018 ke tahun 2019 meningkat sebesar 91%, lalu tahun 2019 ke 2020 naik tajam sebesar 183% dan tahun 2020 ke 2021 naik sedikit sebesar 30%,” kata Jianggan melalui keterangan resmi Momentum Works yang diterima Marketeers.com, Kamis (27/1/2022).
Menurut dia, lonjakan tajam terjadi tahun 2020 disebabkan karena merebaknya pandemi COVID-19 pada tahun pertama. Hal ini membuat semua orang dan pedagang makanan beradaptasi menjual makanan secara daring lantaran tidak diperkenankannya makan di tempat.
Jinggan menambahkan, Grab menjadi penguasa industri food delivery di ASEAN. Secara terperinci, Grab menguasai market share sebesar US$ 7,6 miliar yang diikuti oleh Foodpanda dan GoJek dengan penguasaan masing-masing sebesar US$ 3,4 miliar serta US$ 2 miliar.
Kemudian, disusul oleh LINEMAN dan ShopeeFood sebesar US$ 0,9 miliar. Lalu ada pula Deliveroo US$ 0,3 miliar, RobinHood US$ 0,2 miliar, Baemin US$ 0,1 miliar, serta Makanan AirAsia US$ 0,04 miliar.
“Dari sisi pasarnya, tiga negara terbesar adalah Indonesia, Thailand dan Singapura, sama seperti tahun 2020. Sementara itu, Thailand dan Malaysia mengalami pertumbuhan tertinggi secara tahunan pada tahun 2021 yang mencerminkan daya konsumsi di negara-negara ini, meskipun tantangan yang ditimbulkan oleh COVID-19,” ujarnya.
Lebih lanjut, Jinggan menyebut Vietnam jadi negara dengan pertumbuhan industri food delivery terendah di ASEAN. Pasalnya, di negara tersebut sempat diberlakukan karantina wilayah atau lockdown termasuk di kota Ho Chi Minh pada semester II tahun 2021. Saat kebijakan tersebut diberlakukan, layanan pesan antar makan pun tak diizinkan beroperasi dengan alasan meminimalisasi penyebaran wabah.
“Grab masih berkontribusi setengah dari total GMV kawasan ASEAN, sementara ShopeeFood telah berkembang dari yang sebelumnya hanya ada Vietnam, lalu menjadi Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Di sisi lain, GoJek telah melepaskan bisnisnya di Thailand dan melihat adanya pengurangan pasar di Vietnam,” pungkasnya.
Editor: Eko Adiwaluyo