Dalam menjalankan tugasnya sebagai BUMN program perlindungan dasar terhadap korban kecelakaan penumpang angkutan umum dan lalu lintas jalan, Jasa Raharja telah menyerahkan santunan sebesar Rp 820,20 miliar (per April 2019). Dalam laporan Jasa Marga, menyebutkan bahwa aktivitas tersebut naik sebesar 5,19% dibanding periode yang sama tahun yang mencapai Rp 779,75 milliar.
“Dalam bidang pelayanan kami telah memiliki tolak ukur analisa dan evaluasi kecepatan pelayanan. Revolusi industri 4.0 pun menjadi sebuah peluang bagi kami untuk melakukan transformasi pelayanan berupa digitalisasi transaksi keuangan (Cashless Payment),” ujar Direktur Operasional Jasa Raharja Amos Sampetoding.
Hal tersebut pun telah dilakukannya dalam penyaluran santunan ke korban kecelakaan atau ahli warisnya. Jasa Raharja juga telah bekerja sama dengan bank pemerintah sehingga pembayaran bisa dilakukan pada ada hari Sabtu, Minggu, dan libur.
Evaluasi kecepatan pelayanan berupa objek penilaian pun dikembangkan. Seperti, kecepatan penyelesaian korban meninggal dunia, penyelesaian korban kecelakaan, pembayaran secara transfer ke rekening rumah sakit (Overbooking), kecepatan pembayaran ke rumah sakit sejak pasien keluar dari rumah sakit dan dilakukan survei pasca bayar.
“Selain melakukan transformasi di bidang pelayanan, kami juga melakukan Transformasi digital di bidang pendapatan (SW dan IW),” tambah Amos.
Samsat Online Nasional
Selain itu, adanya ekspektasi masyarakat yang tinggi dan tuntutan pelayanan yang bersifat cepat, sederhana, bebas pungutan, dekat dan mudah, mendorong Jasa Raharja bersama Tim Pembina Samsat bersinergi melakukan transformasi pelayanan melalui Samsat Online Nasional.
Platform ini menawarkan pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) serta pengesahan STNK yang berbasis self service. Di sisi lain, untuk memonitor pendapatan secara real time, Jasa Raharja memiliki Aplikasi Monitoring Data Pendapatan (MONITA). Melalui aplikasi ini, memudahkan evaluasi manajemen terhadap pencapaian target penerimaan, sehingga tercapai zero outstanding.
Diharapkan, ke depan transformasi ini menjadi media bagi masyarakat untuk dapat berperan aktif melakukan pengawasan, memberikan saran atau masukan guna peningkatkan kinerja Jasa Raharja.”Selain inovasi berbasis teknologi, kami juga akan terus mengedepankan keterbukaan atas kinerja berbasis Easy access to friendly access dengan melibatkan masyarakat sebagai social supervisory agent,” pungkas Amos.
Editor: Eko Adiwaluyo