PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk terus berupaya bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital kelas dunia. Upaya tersebut dilakukan supaya mampu memberi solusi pada kebutuhan digital masyarakat.
Penetrasi layanan fixed broadband di Tanah Air masih di bawah 20% dari total jumlah rumah tangga sehingga pasarnya sangat terbuka lebar. Untuk memberikan diferensiasi produk, Telkom menawarkan tambahan konten edutainment untuk pelanggan Indihome, seperti Mola, Netflix, Viu, Neptune TV KPP, Disney+ Hotstar, IndiKids.
BACA JUGA: Telkom & Bappenas Kembangkan Sistem Data Katalog Nasional SDI
FM Venusiana R, Consumer Service Director PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, penerima penghargaan The Best Industry Marketing Champion 2022, Telco Services Sector pada The 17th MarkPlus Conference 2023 di Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Kamis (8/12/2022) ini mengatakan, upaya yang dilakukan Telkom membuahkan hasil positif dengan raihan kinerja keuangan yang terus meningkat dalam tiga tahun.
Tercatat, pada tahun 2020 Telkom mampu meraih pendapatan sebesar Rp 66,9 miliar. Kemudian, pada tahun 2021 pendapatan sebesar Rp 69,4 miliar. Tahun ini, hingga semester II tahun 2022 Telkom mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 71,9 miliar. Dalam enam bulan pertama tahun ini, pendapatan naik sebesar 3,75% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
BACA JUGA: Kapan Pengembangan Jaringan 5G Mulai Merata? Telkom Menjawab
“Telkom melihat bahwa semakin hari semakin banyak orang kegiatan dilakukan di rumah dengan dukungan internet berkualitas tinggi, mulai dari pekerjaan, belajar, berbelanja, hiburan, bahkan berwirausaha. Melalui IndiHome, kami ingin menciptakan lingkungan digital, membangun masyarakat digital, dan mempercepat ekonomi digital,” kata FM Venusiana.
Telkom juga berperan aktif dalam mempersiapkan talenta-talenta digital. Melalui program Amoeba dan Indigo, Telkom melakukan kegiatan pendampingan dan pelatihan untuk menginkubasi serta melakukan akselerasi ide untuk menciptakan produk digital.
“Hingga tahun 2030, Indonesia memerlukan sembilan juta talenta digital untuk mewujudkan visi Indonesia Emas tahun 2045,” ungkap Venusiana.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz