Travelstop, startup perjalanan berbasis di Singapura memperoleh pendanaan sebesar US$ 1,2 juta (atau sekitar Rp 17 miliar) dari para investor dalam dan luar negeri. Pendanaan awal ini dipimpin oleh modal ventura asal Singapura, SeedPlus, bersama dengan perusahaan modal ventura berbasis di Amerika Serikat.
Beberapa veteran industri termasuk Dan Lynn dan Vikram Malhi (sebelumnya mantan pemimpin senior Expedia dan pendiri Zuzu Hospitality Solutions), David Ko (President & COO Rally Health), dan Jarrod Howe (Regional Operations Director Hyper Island Singapore) menjadi bagian dari putaran pendanaan seri ini.
Travelstop merupakan platform SaaS dan didukung oleh kecerdasan buatan yang bertujuan menyederhanakan perjalanan bisnis bagi perusahaan di Asia. Startup ini menyediakan perangkat yang digunakan untuk memesan perjalanan bisnis, sekaligus mengotomasi laporan pengeluaran dan menyediakan insight bagi pelaku bisnis.
Michael Smith Jr, Partner di SeedPlus mengatakan, Travelstop diharapkan mampu memecahkan masalah konsumen para pelancong bisnis yang kompleks. Sekira 90% dari semua perjalanan bisnis di Asia tidak dikelola dengan baik. “Melalui pendekatan modern perjalanan bisnis, ini momen tepat untuk menjadi pemimpin di area ini,” kata dia.
Kawasan Asia Pasifik adalah pasar perjalanan bisnis terbesar di dunia, di mana menguasai 40% dari perjalanan bisnis global. Diprediksi, industri perjalanan di kawasan ini tumbuh hingga 10,4% CAGR antara 2015 hingga 2023. Bandingkan dengan Eropa yang tumbuh hanya 3,8%, dan Amerika Serikat 4,1%.
Menurut Travelstop, solusi perjalanan bisnis saat ini hanya dirancang untuk perusahaan besar dan pelancong bisnis. Sementara perjalanan di Asia semakin didominasi oleh generasi milenial. Mereka membutuhkansolusi yang lebih sederhana dan lebih fleksibel.
“Yaitu menekan biaya atau pengeluaran, mengizinkan adanya fleksibilitas dan mengumpulkan semua data dan biaya menjadi satu kanal antarmuka yang mudah digunakan,” tulis keterangan Travelstop yang diterima Marketeers, Senin, (27/8/2018).
Travelstop mencoba memecahkan permasalahan ini dengan menyediakan platform pemesanan perjalanan bisnis dan mengautomasi laporan pengeluaran bagi pengguna.
Perusahaan menggunakan machine learning dan personalisasi yang didukung kecerdasan buatan untuk membuat rekomendasi penerbangan dan hotel. Cara ini mengurangi jam yang dibutuhkan oleh pelancong bisnis untuk melakukan riset dan memesan perjalanan mereka.
Prashant Kirtane, CEO Travelstop mengatakan, generasi milenial dan pelancong bisnis di Asia paham akan teknologi. Mereka juga merupakan pelancong cerdas yang secara aktif berpartisipasi dalam sharing economy. Para pelancong ini menginginkan pengalaman perjalanan yang lebih berarti.
“Kami tidak hanya memberikan pengalaman pemesanan perjalanan yang fleksibel, tetapi juga membuat proses manajemen biaya pasca-perjalanan lebih efisien,” tutur Kirtane.
Menanggapi pendanaan yang diterima Travelstop, Kirtane bilang bahwa seri pendanaan ini akan digunakan untuk pengembangan produk, membangun tim divisi pengembangan di Singapura, dan meningkatkan pertumbuhan melalui penjualan dan pemasaran.
“Pada tahun 2018, kami akan memfokuskan tenaga kami pada beberapa pasar prioritas seperti Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Hong Kong, dan Taiwan. Kami akan berusaha memperluas pasar ini pada tahun 2019,” terangnya.
Editor: Eko Adiwaluyo