Tren Affiliate Marketing Lahirkan Peta Persaingan Baru di e-Commerce
Tumbuh suburnya e-commerce di Tanah Air melahirkan tren-tren baru di dalam dunia pemasaran digital. Salah satu yang tengah banyak diperbincangkan adalah program afiliasi atau tren affiliate marketing.
Affiliate marketing merupakan program pemasaran berbasis komisi yang secara tidak langsung menghubungkan calon pembeli dengan produk melalui link refferal khusus. Program ini digadang-gadang memegang peran penting dalam peta persaingan e-commerce di Indonesia.
“Kehadiran program afiliasi dapat dikatakan sebagai salah satu strategi ampuh para pemain e-commerce, karena secara tidak langsung membantu trafik kunjungan ke platform e-commerce itu sendiri. Sebab itu, gencarnya pertarungan para pemain e-commerce membawa popularitas program afiliasi semakin naik daun,” ujar Astrid Williadry, Director Snapcart Indonesia dalam laporannya.
Dampaknya pun tidak hanya membantu para pelaku bisnis meningkatkan penjualan dan jangkauan pasar yang lebih luas, tapi juga turut melahirkan tren dan profesi-profesi baru yang memonetisasi platform digital.
Tren affiliate marketing kini dimanfaatkan sebagai medium untuk menghasilkan pendapatan tambahan yang minim resiko, ditambah faktor fleksibilitas waktu dan tempat untuk bekerja. Meski dulu pemasaran afiliasi hanya menjadi peluang eksklusif bagi para selebritis dan influencer berskala besar, tapi kini semua orang bisa memiliki tautan afiliasi cukup bermodalkan akun sosial media.
BACA JUGA: Affiliate Marketing adalah: Pengertian dan Tips Sukses
Apalagi berkat e-commerce, setiap orang dibebaskan berkreasi menciptakan konten dari beragam kategori produk mulai dari fashion dan beauty, gaya hidup, rumah tangga, makanan dan minuman, hingga elektronik tanpa batas.
“Mengerucut pada tren ini, sepertinya persaingan e-commerce dalam menghadirkan program afiliasi semakin menarik. Kian meliriknya ketertarikan masyarakat terhadap tren affiliate marketing, menjadikan tren ini sebagai masa depan yang menjanjikan,” ungkap Astrid.
Melihat hal tersebut, Snapcart kali ini mengadakan penelitian terkait “Potensi Program Afiliasi dalam Peta Persaingan E-commerce” dengan metode online. Riset ini melibatkan 500 responden yang sudah berpartisipasi dan pernah merasakan komisi dari program afiliasi di e-commerce dengan rentang usia 19-35 tahun ke atas dan tersebar di berbagai area di Indonesia.
Paradigma mengenai proses pemasaran konvensional lebih efektif sepertinya telah berganti. Apalagi melihat tren pemasaran afiliasi yang mengkombinasikan pemanfaatan teknologi dan kemampuan manusia untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih personal dan interaktif lewat konten-konten visual maupun video kreatif.
BACA JUGA: Mengenal Affiliate, Influencer, dan KOL Marketing
Dengan semakin sengitnya persaingan program afiliasi yang ditawarkan para pemain e-commerce di Indonesia, lantas bagaimana kondisi pasar saat ini? Siapakah pemain e-commerce dengan program afiliasi terfavorit?
E-commerce dengan Program Afiliasi Terfavorit
Mengintegrasikan program afiliasi pada platform e-commerce telah menciptakan semakin banyak peluang baru. Tren afiliasi tampaknya sedang menjadi fokus utama pemain besar e-commerce saat ini, seperti Shopee, Tiktok, Tokopedia, dan Lazada.
Berdasarkan hasil survei, kondisi peta persaingan program afiliasi saat ini dapat terlihat melalui jawaban responden bahwa Shopee Affiliate Program memimpin pasar.
Sebanyak 59% dari pesanan yang datang berasal dari link Shopee Affiliate Program, sehingga dapat dikatakan sebagai program afiliasi dengan pangsa pasar jumlah nilai transaksi tertinggi (Share of Orders) dibandingkan para pesaingnya.
Data ini jauh melampaui para pesaing lainnya dengan Tiktok Affiliate Program (27%), dilanjutkan Tokopedia Affiliate Program (11%), dan Lazada Affiliate Program (2%)
Perusahaan melihat, ada tiga indikator utama yang langsung berpengaruh terhadap pangsa pasar jumlah nilai transaksi, meliputi;
1. Indikator Top Of Mind (TOM)
Berdasarkan indikator TOM atau program afiliasi yang paling diingat, Shopee Affiliate Program berhasil menduduki peringkat pertama dengan persentase (69%), mendominasi dari pesaing lainnya Tiktok Affiliate Program (16%), dan Tokopedia Affiliate Program (12%), serta Lazada Affiliate Program (2%)
2. Indikator Brand Used Most Often (BUMO)
Sementara dari indikator BUMO atau program afiliasi yang paling sering digunakan, 70% memilih Shopee Affiliate Program. Angka ini jauh melampaui pesaing terdekatnya TikTok Affiliate Program (16%). Diikuti oleh Tokopedia Affiliate Program (12%) dan Lazada Affiliate Program (2%)
3. Indikator Program Afiliasi dengan Komisi Paling Menguntungkan
Dan, dari indikator dengan komisi paling menguntungkan, lebih dari setengah responden yaitu 68% memilih Shopee Affiliate Program. Capaian ini juga jauh mengungguli pemain lainnya, di mana Tiktok Affiliate Program (17%), dilanjutkan Tokopedia Affiliate Program (12%), dan Lazada Affiliate Program (2%)
“Melalui performa yang baik, program afiliasi ini dapat membawa dampak bagi seluruh ekosistem sebuah platform e-commerce. Dengan kata lain, afiliasi adalah salah satu bentuk strategi yang tidak hanya menguntungkan satu pihak saja, namun juga para pihak yang berperan di dalamnya. Berhasil memenangkan tiga indikator di atas, Shopee Affiliate Program sepertinya ingin membuktikan bagaimana pengaruh dan peranan mereka yang memberikan dampak dan babak baru pada ekosistemnya,” tutup Astrid.