Tren e-Commerce Bikin 70% Ruang Mal di Tiongkok Tutup

marketeers article
Perkembangan alat teknologi yang semakin canggih, ditambah peranan alat digital yang semakin memiliki andil di kehidupan masyarakat. Membuat sebagian kebiasaan orang turut berubah. Termasuk, membeli barang secara online yang semakin diminati ketimbang belanja offline.
 
Hal ini dibuktikan dengan kondisi pusat perbelanjaan atau mal di Tiongkok yang tengah mengalami kemunduran. Mengutip laman Forbes, sebagai pasar yang sering menjadi kiblat beberapa negara di kawasan Asia, sebanyak 70% ruang mal di Tiongkok tidak lagi beroperasi. Angka tersebut disampaikan oleh Ketua Lan Kwai Fong Group, Allan Zeman. 
 
Menurutnya, kebiasaan belanja online telah menjadi masalah besar bagi sebagian besar pusat perbelanjaan seperti mall. Tak menutup kemungkinan, situasi ini akan merambah negara lain yang keukeuh menerapkan konsep belanja tradisonal.
 
Lagi-lagi, teknologi menjadi ancaman bagi mereka yang melakukan bisnis tanpa mempertimbangkan kemajuan zaman. Di Indonesia, situasi serupa juga pernah membuat ricuh komunintas ojek panggkalan dengan ojek online. Namun, apakah sektor pusat perbelanjaan di Tanah Air akan mengalami situasi serupa dengan Tiongkok?
 
Tentunya hal tersebut bisa dicegah dengan tah henti-hentinya membuat gebrakan baru sesuai pasar. Merambah ranah digital seperti yang dilakukan Matahari Mall tampaknya menjadi strategi yang patut untuk dilakukan oleh peritel yang masih asyik dengan konsep tradisionalnya. 
 
 
Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS