Tren Gaya Hidup Halal Semakin Meningkat di Kalangan Anak Muda?
Jika dulu umumnya jilbab atau hijab lebih banyak dipakai oleh para orang tua, kini kondisi tersebut mulai meluas juga ke anak muda. Mungkin kita semua sudah menyadari gejala ini yang tercermin dari posisi pemakaian hijab yang kian menjadi gaya hidup bahkan menjadi tren di kalangan anak muda. Berbagai komunitas hijabers pun bermunculan dan banyak diminati di Indonesia.
“Saya melihat tren berhijab kini telah dimulai di umur yang lebih muda. Hal ini terlihat di media sosial yang banyak diisi oleh produsen hijab untuk anak dan remaja. Namun, bukan hanya itu, produk halal kini juga sudah mulai melingkupi tourism, hingga dunia perhotelan. Seperti Noor Hotel di Bandung,” jelas Syifa Fauzia, Ketua Hijabers Community Jakarta di Forum Diskusi MarkPlus Center bertajuk “Halal Suply Chain: Tren atau Kebutuhan?” di Philip Kotler Theater, Jakarta, Jumat (29/1/2015).
Menurut Syifa, halal di sini bukan sekadar halal tetapi juga baik atau lebih dikenal dengan sebutan Halalan Thayyiban. Dari sini, seluruh anggota Hijabers sangat peduli terhadap produk halal yang mereka konsumsi. Nama Hijabers sendiri lahir pada tahun 2010 ketika para fesyen desainer seperti Dian Pelangi dan Jenahara yang peduli dengan jilbabnya. Hijab dinilai lebih bisa diterima oleh kalangan anak muda ketimbang istilah jilbab. Dari sini, ada kenaikan minat anak-anak muda untuk berhijab. Di komunitasnya, Syifa bukan saja peduli kepada kehalalan dari sisi outlook saja, tetapi juga inner look mereka perhatikan.
“Kami ingin mendalami nilai kehalalan Islam ini. Kami akan terus perjuangkan dan menjadikan tujuan kami dan tidak setengah-setengah. Selain itu, kami juga ingin membangun imej bahwa halal lifestyle ini sudah familiar bagi masyarakat Indonesia,” lanjut Syifa.
Hijabers Community Jakarta sendiri kini telah beranggotakan 4.500 hijaber yang tersebar di Jakarta, Jogja, Bandung, Padang, Medan, dan akan memperluas jaringannya ke Banten dan Pontianak. Misi mereka mengembangkan Hijab Lifestyle atau gaya hidup berhijab.
Editor: Eko Adiwaluyo