Artikel ini ditulis oleh Oddie Randa, Country Director Gushcloud Indonesia
Indonesia dan seluruh dunia tengah menghadapi berbagai macam dampak yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Meski berbeda-beda dampak yang dirasakan oleh bermacam industri akibat pandemi, umumnya sektor dan aspek seperti ekonomi, sosial, kesejahteraan, infrastruktur dan lain-lain mengalami dampak yang sama, yakni pelemahan dan perlambatan pertumbuhan. Sebagai contoh, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 minus 1,7 persen hingga 0,6 persen di tahun ini.
Namun, bagi industri digital dan teknologi, dampak pandemi mendorong akselerasi pertumbuhan aktivitas digital, seperti di media sosial. Hal ini disebabkan karena bergesernya perilaku konsumen. Beberapa pergeseran tersebut antara lain.
- Migrasi dari offline ke online semakin cepat
Pandemi mendorong lebih banyak masyarakat semakin terbiasa menggunakan perangkat digital untuk melakukan aktivitas secara virtual, seperti belajar, berbelanja dan berkomunikasi.
- Adopsi aktivitas digital meningkat
Kebiasaan baru yang mengharuskan masyarakat bertahan di rumah menyebabkan meningkatnya penggunaan media sosial seperti Instagram dan Facebook, meningkatnya aktivitas layanan streaming hiburan seperti Netflix atau Spotify.
- Berkurangnya aktivitas fisik di luar rumah
Berbagai aktivitas dibatasi dengan adanya kebijakan social distancing dan kontak fisik pun menjadi terbatas. Hal ini menuntut aktivitas sehari-hari melalui media digital yang tadinya “solusi sementara” berpotensi menjadi “solusi selamanya”
- Menguatnya perpaduan aktivitas fisik dan digital
Gabungan aktivitas physical dan digital (phygital) menjelaskan tentang pergeseran perilaku konsumen yang bisa beradaptasi antara kegiatan fisik dan digital saling beriringan menghasilkan pengalaman terbaik dan ternyaman bagi konsumen.
- Meningkatnya urgensi terhadap privasi
Tren adopsi digital akibat pandemi ini mendorong konsumen semakin peduli terhadap privasi dan keamanan data pribadi: privacy is the new urgency.
2020 Adalah Tahun Para Penyintas Untuk Bertahan
Hal ini tentu saja menjadi peluang bagi industri seperti influencer marketing & digital entertainment untuk bisa bertahan. Gushcloud International merilis laporan resmi yang membahas dampak pandemi terhadap industri ini, terutama di Asia Tenggara.
Dalam laporan bertajuk “The New Normal: How Covid 19 has Changed the Fundamentals of Influencer Marketing in Southeast Asia” yang telah diluncurkan pada pertengahan Agustus 2020 lalu menyoroti bagaimana Covid-19 memicu perilaku konsumen, seperti apa yang mereka habiskan, konten yang dikonsumsi dan prioritas.
Althea Lim selaku Group CEO Gushcloud International, menuturkan beberapa insight dari laporan tersebut yang menyatakan bahwa pelaku industri influencer marketing dan digital entertainment harus merangkul perubahan dan pergeseran ini agar mampu secara penuh mengedepankan strategi baru pada suatu brand – demi mendukung digital creator dan industri ini beradaptasi dengan mulus.
Bagi Indonesia sendiri, industri ini merasakan dampak yang serius namun berhasil bertahan. Saya melihat ada beberapa dampak yang dirasakan dikarenakan adanya pengurangan dana pemasaran dari sejumlah pemasar.
Kami melihat pengurangan dan realokasi bujet ini sebagai sesuatu yang wajar karena banyak bisnis yang harus melakukan penyesuaian dengan lini pendapatan mereka yang terhantam keras oleh pandemi. Dalam beberapa bulan kedepan, semua perusahaan ini akan mampu menyesuaikan diri dengan pandemi dan kembali ke posisi spending seperti semula.
2021 Adalah Waktunya Untuk Berpotensi Tumbuh
Melihat dan berkaca pada tren dan pengalaman di tahun sebelumnya, industri influencer marketing dan digital entertainment diproyeksikan dapat cepat beradaptasi menyesuaikan permainan di masa tingginya adopsi aktivitas digital di Indonesia pada 2021 ini.
Meningkat dan meluasnya fenomena adopsi digital seperti Indonesia, menjadi peluang besar bagi pelaku industri untuk tumbuh. Pasalnya, konsumen telah memiliki pola perilaku yang cukup stabil dan familiar dalam memanfaatkan gawai digital untuk beraktivitas dan berkreasi.
Pemilik brand dan pelaku industri melihat ini sebagai potensi besar karena tentunya arah tren pemasaran kedepannya akan semakin memantapkan prioritasnya untuk membuat porsi besar di ranah digital. Terutama bagaimana peran besar profil seperti influencer dan public figure dapat menjadi sosok yang menjadi perpanjangan tangan dari brand atau pemasar untuk menyampaikan pesan dalam menjangkau target konsumen yang sesuai dengan pasar mereka.
Sisanya, tinggal bagaimana nantinya pelaku industri seperti brand dan pemasar besar dapat mengarahkan pesan dan komunikasi yang bisa dipadukan menjadi cerita yang positif dalam membangun awareness atau bahkan hingga desire dari target konsumen mereka.